JAMBI - Angka inflasi Provinsi Jambi bulan Januari lalu, berada di posisi 2,99 persen. Angka ini turun dibandingkan dengan periode bulan Desember 2023 yakni 3,22 persen. Tren positif ini, disebabkan karena harga-harga bahan pokok di pasaran mulai terkendali.
Pemprov Jambi mengklaim, mampu mengendalikan harga bahan pokok di pasaran, yang otomatis juga mempengaruhi saya beli masyarakat. Harga bahan pokok diharapkan tetap stabil, sehingga angka inflasi Jamni juga terkendali.
Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jambi, Johansyah mengatakan, dengan angka inflasi saat ini, Provinsi Jambi tidak lagi masuk dalam 10 besar tertinggi penanganan inflasi. Provinsi Jambi, kini menduduki peringkat ke 15 di seluruh Indonesia.
"Saat ini juga ditambah satu daerah untuk penghitungan inflasi di Provinsi Jambi. Semula hanya Bungo dan Kota Jambi. Tahun ini ditambah Kerinci," katanya.
BACA JUGA:Fogging Mulai 100 Meter dari Rumah Pasien
BACA JUGA:Kemenkumham Canangkan Pelayanan Publik Berbasis HAM
Namun, meskipun harga bahan pokok mulai terkendali, harga beras di pasaran masih tinggi. Di pasar Angso Duo, harga beras mencapai Rp 16 ribu perkilogramnya untuk beras premium.
Dimana, sebelumnya harga perkilogramnya berada di angka Rp 14 ribu per kilogram. Kondisi ini tetap stagnan sejak naiknya harga beras sejak tahun 2023 lalu.
Aliong, salah satu pedagang beras di Pasar Angso Duo mengatakan, untuk kemasan 20 kilogram, beras Beliau dijual dengan harga Rp 291 ribu.
"Dibandingkan sebelumnya, ada kenaikan harga Rp 10 ribu," katanya.
BACA JUGA:Fahmi: Ada Aset Pertamina, Soal Sengketa Lahan SDN 212
BACA JUGA:PKL Liar Pasar Talangbanjar Ditertibkan, Feriadi: Lalulintas Kembali Lancar
Pedagang beras lainnya, Alex, mengatakan harga beras masih cukup tinggi. Hal ini membuat pera pembeli mengeluh, sementara pedagang tetap tidak bisa menurunkan harga, karena kenaikan harga beras ini terjadi secara merata.
"Banyak yang protes kenapa harga beras mahal sekali," tandasnya. (enn/ira)