SOLOK, JAMBIKORAN.COM – Aksi Ketua DPRD Kabupaten Solok, Dodi Hendra memantik berbagai kecaman publik.
Bagaimana tidak, saat menggelar sidang paripurna, Kamis 29 Maret 2024 kemarin, ia mengacungkan pisau ke arah anggota dewan lainnya.
Aksi kontroversial Dodi Hendra ini, lantas viral di berbagai platform media dan memantik kecaman publik.
Dodi Hendra sebelumnya telah menjadi perhatian publik, karena pernah melaporkan kasus korupsi ke bupati Solok, dan dituduh memperkosa gadis berumur 18 tahun.
BACA JUGA:Presiden Palestina Tuntut Israel Untuk Segera dan Sepenuhnya Mundur Dari Jalur Gaza
BACA JUGA:KAI Siagakan 842 Personel, Antisipasi Gangguan Prasarana Saat Mudik
Aksi kontroversial Dodi Hendra ini, terjadi saat saat Irmanudin menyampaikan interupsi terkait proyek pembangunan daerah.
Dodi yang memimpin rapat menegur Irmanudin dengan nada tinggi. Suasana semakin memanas hingga Dodi terlihat berdiri, dan mengacungkan pisau ke arah Irmanudin.
Video aksi kontroversial Dodi Hendra segera viral di media sosial dan menarik perhatian publik.
Banyak netizen yang mengutuk tindakan tersebut, menganggapnya sebagai tindakan yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan etika kepemimpinan di lembaga legislatif.
BACA JUGA:Ruangan AWK Siap Diisi oleh Ambara
BACA JUGA:Survei Kemenhub: Puncak Arus Mudik Terjadi H-2
Sidang paripurna yang dipimpin oleh Dodi Hendra berubah menjadi ricuh, dengan anggota dewan saling dorong dan interupsi terjadi di mana-mana.
Bahkan, Bupati Solok, Epyardi Asda, turut terlibat dalam adu argumen terkait legalitas kepemimpinan sidang oleh Dodi Hendra.
Kontroversi ini bukan hanya menyoroti kepemimpinan dan kinerja DPRD Solok, tetapi juga memicu debat tentang etika dan tata kelola kepemimpinan di lembaga legislatif.