JAMBIKORAN.COM - Memasuki musim kemarau dan El Nino yang merupakan fenomena cuaca yang membuat kondisi menjadi lebih hangat dari pada biasanya, kerap kali menjadi sumber masalah bagi masyarakat di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
Pasalnya fenomena ini menjadi penyebab turunnya debit air di PLTA, yang merupakan salah satu sumber energi listrik utama di wilayah tersebut sehingga mengakibatkan krisis listrik dan berdampak pada aktivitas masyarakat.
Adi Lumakso selaku Direktur Manajemen Pembangkit PT PLN (Persero) mengatakan bahwa PLN telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mengatasi permasalahan ini.
Ia juga menambahkan dalam hal mengatasi potensi gangguan pasokan listrik akibat musim kemarau dan El Nino akan menjadi tantangan kelistrikan di Sulbagsel kedepannya semakit kuat mengingat banyaknya beban (penjualan listrik) yng baru tumbuh sampai 6,73 GW.
BACA JUGA:Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik Membutuhkan Kolaborasi
"Dasarnya kami berpijak pada pengalaman dan untuk itu kami perlu koordinasi benar-benar strategi baik itu pembangkitan, transmisi dan pengaturan seperti apa," jelas Adi.
Di tengah kekhawatiran ini, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Ketenagalistrikan) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan kunjungan kerja ke Sulbagsel.
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memastikan tetap terjaganya pasokan kelistrikan di wilayah Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel), terutama pada saat musim kemarau dan El Nino.
Harapannya dengan ada nya kunjungan dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Ketenagalistrikan) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke Sulbagsel, dapat meningkatkan koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjaga keandalan pasokan listrik di wilayah Sulbagsel ini.
Dengan tindakan dari Pemerintah ini warga Sulbagsel berharap agar mereka dapat beraktivitas dengan lancar tanpa terhambat oleh gangguan pasokan listrik.(*)