Lia Simple

Dahlan iskan--

Camino adalah tilas. Ikut Camino tentu karena ingin napak tilas. Tilas St James. Itulah rute Santiago menyebarkan ajaran Yesus di Spanyol. 

Saya setuju dengan komentar perusuh Disway kemarin: penutur Camino terbaik adalah Paulo Coelho. Ia seorang novelis terkemuka dunia asal Brasil. Anda pasti sudah baca bukunya yang lain yang sangat top: The Alchemist. 

BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele, Ini 5 Bahaya Minum Sambil Berdiri bagi Kesehatan

BACA JUGA:5 Makanan Berproterin Tinggi untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

Saya membaca lebih 10 novel Coelho, termasuk novel Camino berjudul O Diário de Um Mago. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Pilgrimage. Novel Coelho banyak yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Gramedia. 

Saya jadi ingat: penutur peristiwa Karbala yang terbaik adalah O'Hashem. Sampai tiga kali membaca bukunya --entah di mana sekarang. 

Setelah penulis itu meninggal saya dapat informasi. O itu singkatan Omar. Ia seorang tokoh Syi'ah Indonesia. 

Begitu dramatik menggambarkan perjalanan Sayidina Husein dari Mekah ke Iraq. Diskripsinya lengkap. Termasuk bagaimana rombongan Husein dijebak saat bermalam di tenda. Lalu Husein berhasil lari meski sandalnya sampai tertinggal. 

BACA JUGA:Warga Bekasi di buat Geger Soal Penemuan Jasad Perempuan Diduga Hamil di dalam Selokan

BACA JUGA:Sarwendah Ungkap Kondisi Terkini dan Penyebab Tumbangnya Ruben Onsu

Ketika akhirnya saya bisa ziarah ke makam Sayidina Ali di Najaf dan langsung ke Karbala nama O'Hashem yang terlintas. 

Novel O Diário de Um Mago ditulis Coelho berdasar Camino yang dilakukan Coelho sendiri: 1986. Coelho melakukan Camino setelah gagal masuk ordo 

 Regnus Agnus Mundi yang persyaratannya sangat ketat. Ternyata itu ordo bikinan Coelho sensiei. Itu kan novel. Begitu gagal masuk Ordo Regnus Coelho berangkat Camino. Seperti halnya Lia Suntoso langsung Camino setelah Ganjar gagal jadi presiden RI (Disway: Lia James). 

Di Camino tahun 1986 itu Coulho dapat pelajaran rohani yang amat penting: hidup itu sebenarnya simple. Mungkin itu yang membuat Sembilan Naga takut Camino. Pun para politisi. 

BACA JUGA:Resep Laksan, Makan Tradisonal Khas Palembang

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan