Perlu Membangun Industrialisasi Pengelolaan Sampah

Novrizal Tahar-ANTARA-Jambi Independent

JAKARTA - Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan Industrialisasi pengelolaan sampah menjadi salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk mendukung upaya penanganan sampah di Indonesia.

"Kita perlu membangun industrialisasi pengelolaan sampah. Kenapa? Karena mengelola sampah itu punya teknologi, punya manajemen, punya human resources, jadi harus dilakukan secara profesional dan modern," ujar Novrizal di pembahasan pembaruan isu pengelolaan sampah, limbah dan B3 dipantau via daring di Jakarta, Selasa.

Di pertemuan yang dihadiri pemerintah daerah dan dunia usaha itu, Novrizal mengatakan pengelolaan sampah tidak dapat dilakukan sambil lalu tapi membutuhkan penanganan yang serius.

Secara khusus dia meminta kepada jajaran pemerintah daerah di kabupaten/kota sebagai regulator tidak lagi terlibat langsung dalam melakukan pengumpulan dan pengangkutan sampah tapi menyerahkan kepada pihak profesional yang memang memiliki kapasitas pengelolaan sampah dan limbah.

BACA JUGA:Pembangunan Kota Harus Menekankan Ekonomi Berkelanjutan

BACA JUGA:Dorong Pemerintah Menata Pengelolaan Anggaran Pendidikan

"Dalam hal ini dunia usaha yang memang profesional perlu melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah sehingga pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan profesional dan modern," katanya.

Terkait industrialisasi pengelolaan sampah yang menggunakan prinsip ekonomi sirkular, dia merujuk kepada penggunaan teknologi untuk memanfaatkan sampah agar tidak berakhir tercampur di tempat pembuangan akhir, seperti menggunakannya untuk energi dan bahan baku industri.

Pengelolaan sampah di Indonesia, katanya, memiliki potensi yang banyak belum dimanfaatkan. Novrizal memberi contoh bagaimana industri pakan ternak di Tanah Air masih melakukan impor tepung jeroan untuk bahan baku.

Padahal, katanya, pengelolaan sampah dengan teknologi maggot untuk mengurai sampah organik akan dapat membantu menggantikan komponen pakan yang saat ini masih diimpor tersebut.

BACA JUGA:Gubernur Jambi Buka Rakerda II PABPDSI Merangin, Al Haris: BPD dan Kades Harus Bersinergi Membangun Desa

BACA JUGA:Dokter Ibu

Selain itu, Novrizal juga menyoroti potensi sampah menjadi energi yang dicanangkan di 12 kota serta pengelolaan sampah menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF) yang mengolah sampah anorganik sebagai bahan bakar alternatif di berbagai industri.

Secara khusus mengenai RDF, dia mengatakan Indonesia sudah memiliki potensi off-taker atau pengguna termasuk industri semen yang tersebar di 31 kota/kabupaten di 15 provinsi dan PLTU di 47 kota/kabupaten di 26 provinsi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan