Harga Emas Merosot Pasca Kemenangan Trump di Pilpres AS, Investor Beralih ke Dolar dan Bitcoin
Ilustrasi emas batangan--pixabay
Dari sisi teknikal, Andy mencatat bahwa indikator Moving Average saat ini menunjukkan tren bearish kuat pada pasangan XAU/USD.
Dengan tren bearish ini, harga emas berpotensi melanjutkan penurunannya hingga level US$ 2.637.
BACA JUGA:Calon Tunggal Pilbup Batanghari akan Paparkan Visi Misi
BACA JUGA:Masih Tunggu Petunjuk Teknis
Namun, jika terjadi rebound, emas mungkin dapat kembali menguji level US$ 2.676.
Penurunan emas ini mencerminkan ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi pro-bisnis Trump yang mendominasi sentimen pasar. Dengan optimisme pada pajak rendah dan regulasi yang longgar, peluang emas untuk naik menjadi terbatas.
Selain faktor kebijakan ekonomi, Trump juga mengklaim bahwa ia dapat menyelesaikan konflik di Timur Tengah dan Ukraina dalam sehari, yang dinilai cukup untuk mengurangi kekhawatiran geopolitik yang biasanya meningkatkan permintaan emas sebagai safe haven.
Ketidakpastian tambahan muncul terkait kebijakan Federal Reserve.
Karena defisit belanja yang tinggi, banyak yang menduga The Fed mungkin menahan diri untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran yang agresif, yang turut menambah tekanan pada emas.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS yang terus naik membuat investor lebih memilih aset yang memberikan imbal hasil.
Secara keseluruhan, Andy menyimpulkan bahwa pasar saat ini kurang mendukung emas sebagai safe haven.
Dengan aliran modal yang beralih ke dolar, bitcoin, dan saham, harga emas berisiko mengalami tekanan lebih lanjut.
Meskipun emas memiliki potensi pulih jika terjadi perubahan signifikan dalam kekuatan dolar AS, tren bearish masih mendominasi dalam waktu dekat. (*)