Jalur Sungai Dibuka Lagi

--
Persoalan angkutan batu bara, baik melalui jalur darat maupun sungai, hingga saat ini masih menjadi polemik. Ketika melewati jalur darat, jalan nasional terkena dampak kerusakan yang cukup parah. Sementara ketika melewati jalur sungai, beberapa kali tongkang angkutan batu bara menabrak fender Jembatan Tembesi dan Jembatan Batanghari I. Dari kejadian terakhir, tongkang batu bara menabrak fender Jembatan Tembesi bulan Januari lalu, Pemprov Jambi mengeluarkan surat edaran, penghentian aktivitas batu bara jalur sungai. Namun ternyata, masih ada tongkang yang saat ini melewati sungai Batanghari.
Hal ini, disaksikan sendiri oleh Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Ansori Hasan, pada Selasa (4/2) kemarin. Dia menyaksikan sebuah tongkang bermuatan batu bara, bertuliskan Teratai 14, sedang melewati Sungai Batanghari di kawasan Mersam, Kabupaten Batanghari.
Dia juga merekam tongkang tersebut ketika melintas. Ansori meminta kepada pengusaha tambang batubara, khususnya pihak Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu bara (PPTB) untuk menertibkan tongkang, sesuai apa yang disepakati oleh pemerintah Provinsi Jambi.
“Kito Jambi ini semua ingin tertib, hargai upaya pemerintah provinsi dan pekalah dengan jeritan masyarakat, bayangkan kalau jembatan nanti ada yang ambruk, siapa yang dirugikan, pengusaha harus lihat itu, jangan hanya mementingkan keuntungan saja,” katanya.
Sapuan Ansori, Wakil Ketua Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu bara (PPTB) Provinsi Jambi ketika dikonfirmasi mengatakan, sudah ada kesepakatan dan penyelesaian mengenai tabrakan tiang fender Jembatan Tembesi tersebut.
“Makanya Sonek (Ansori Hasan, red) sebaiknya tanyakan dulu ke Pemda, itu kan sudah dibuka jalur sungai sekarang, jadi bisa melintas,” katanya.
Dia mengatakan, surat edaran sebelumnya bersifat sementara, dan saat ini tongkang batu bara sudah diizinkan beroperasi kembali.
Ditanyakan mengenai perbaikan Jembatan Tembesi, Sapuan mengatakan, belum dilaksanakan. Karena, pihaknya harus mendapatkan izin dulu dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IV Jambi, untuk melakukan perbaikan.
“Perbaikan harus nunggu persetujuan dari BPJN. Kan itu aset negara. Belum bisa dimulai pekerjaan. Kalau material perbaikan, sudah tiba di Jambi,” katanya.
Johansyah, Asisten II Setda Provinsi Jambi mengatakan, pada 2 Februari lalu sudah dilakukan uji petik mengenai pembukaan kembali jalur sungai untuk mobilisasi batu bara. Dari uji petik itu, disepakati mengenai pembukaan kembali jalur sungai secara bertahap.
Pembukaan itu, berdasarkan pertimbangan bahwa PPTB telah melaksanakan beberapa komitmen yang disepekati sebelumnya., yaitu dengan mendatangkan Kapal Assist pengganti dengan daya mesin sesuai persyaratan yaitu 700 PK (2 x 350 PK), petugas pandu arah di jembatan, pemasangan rambu dan pihak ketiga yang akan melaksanakan perbaikan.
Kemudian tim sepakat untuk menutup sementara kolong jembatan ke tiga (kolong jembatan 3) selama dilakukan perbaikan dan sebagai pengaman fisik pada tiang fender yang tersenggol, PPTB diminta untuk memasang perlengkapan navigasi yang sesuai dan berlaku di bidang pelayaran/Tongkang pada lokasi tiang tersebut.
Tim sepakat untuk membuka secara bertahap lalu lintas kapal yang akan melewati Jembatan Muara Tembesi dengan merekomendasikan melalui kolong jembatan ke empat (kolong jembatan 4).
Kolong jembatan 3 yang ditutup dan kolong jembatan 4 yang akan digunakan untuk jalur lalu lintas kapal dipasang rambu. PPTB dalam waktu secepatnya untuk segera melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak BPJN terkait hal-hal teknis sebelum, saat pelaksanaan, dan pasca penyelesaian pekerjaan perbaikan.