Kenali Tanda Bahaya "Post Holiday Blues" Setelah Libur Panjang

Pengunjung melihat jerapah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.-ANTARA FOTO/Fauzan/nym. -
Pengunjung melihat jerapah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Selasa (1/4/2025). Pengelola Taman Margasatwa Ragunan mencatat pada libur Idul Fitri 1446 H, Selasa (1/4) hingga pukul 13.00 WIB jumlah pengunjung mencapai 48.500 orang. ANTARA FOTO/Fauzan/nym.
JAKARTA – Kembali ke rutinitas setelah liburan panjang sering kali menimbulkan perasaan enggan dan stres yang dikenal dalam psikologi sebagai post holiday blues. Psikolog klinis dewasa, Teresa Indira Andani, M.Psi., menjelaskan bahwa perubahan signifikan antara kebebasan saat liburan dan tuntutan rutinitas sehari-hari dapat memicu perasaan ini.
Teresa mengungkapkan, meskipun banyak orang berharap liburan bisa memberikan kebahagiaan jangka panjang, penelitian menunjukkan bahwa efek positif liburan tidak bertahan lama setelah seseorang kembali ke rutinitas mereka.
"Setelah menikmati liburan yang menyenangkan, banyak orang mengalami post-holiday blues, yaitu perasaan malas, kurang bersemangat, atau bahkan stres saat harus kembali ke rutinitas kerja atau sekolah," kata Teresa.
Penyebab Post-Holiday Blues
BACA JUGA:Tuntutan Ari Ambo Usai Lebaran
BACA JUGA:Aksi Cepat Damkar Jambi, Evakuasi Korban Reruntuhan dalam 20 Menit
Menurut Teresa, liburan memberikan efek positif karena beberapa faktor, seperti destinasi yang sudah dinanti-nantikan, yang dapat meningkatkan suasana hati. Selain itu, liburan juga memberikan kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, terutama bagi mereka yang merantau.
Liburan biasanya penuh dengan kebebasan, eksplorasi, dan fleksibilitas, yang berbeda dengan rutinitas yang terstruktur dan penuh tanggung jawab.
Namun, perbedaan drastis antara waktu senggang saat liburan dan jadwal ketat serta tuntutan pekerjaan setelah kembali dapat memicu perasaan post holiday blues.
"Liburan sering kali memberikan excitement tinggi, terutama jika itu adalah perjalanan impian atau momen berkumpul dengan keluarga yang jarang ditemui. Setelah kembali, terjadi gap emosional yang besar, sehingga muncul perasaan kosong atau kehilangan," ungkapnya.
BACA JUGA:Universitas Jambi Terima 2.015 Calon Mahasiswa Jalur SNBP 2025
BACA JUGA:Teknik Mirroring: Strategi Ampuh untuk Memperbaiki Hubungan Suami Istri
Selain itu, kelelahan fisik akibat perjalanan jauh, perubahan zona waktu, serta tumpukan pekerjaan yang menunggu juga menjadi faktor yang memperburuk post holiday blues.
Tanda-Tanda Post-Holiday Blues
Meskipun kondisi ini biasanya bersifat sementara dan membaik dalam beberapa hari, Teresa mengingatkan bahwa dalam beberapa kasus, post holiday blues bisa berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi, kecemasan, atau burnout.
Beberapa tanda yang perlu diperhatikan adalah:
BACA JUGA:Sosialisasi UIN STS Jambi di Muaro Jambi, WR II Sampaikan Tiga Pesan Penting
BACA JUGA:Momentum Hari Raya, Pemerintah Kota Jambi Gelar Open House sebagai Ajang Silaturahmi
1. Kesulitan berkonsentrasi yang berkepanjangan
2. Perasaan cemas atau sedih yang tidak kunjung membaik
3. Gangguan tidur dan perubahan pola makan yang ekstrem
4. Kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari
BACA JUGA:Mudik Lebaran 2025: Tol Trans Sumatera Dipadati Kendaraan, Cek Update Terbaru!
BACA JUGA:Syi’ar Islam di Malam Takbiran! Pemkot Jambi Hadirkan Pawai Mobil Hias Penuh Keindahan
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Profesional?
Teresa menyarankan agar jika gejala-gejala di atas berlangsung lebih dari dua minggu, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan membuat seseorang sulit bekerja, belajar, atau berinteraksi dengan orang lain, segera berkonsultasi dengan psikolog atau profesional kesehatan mental.
"Jika gejala di atas berlangsung lebih dari dua minggu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau profesional kesehatan mental," tambahnya.
Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda post holiday blues, diharapkan individu dapat lebih cepat mengatasi dan kembali beradaptasi dengan rutinitas sehari-hari setelah liburan panjang. (*)