Kemenkes Buka Suara Soal Pengiriman Anak Nakal ke Barak Militer

MILITER: Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat mengunjungi remaja bermasalah di barak militer.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Beberapa penyebab dari problematika ini mulai dari intensitas penggunaan internet dan media sosial hingga faktor lingkungan
Seperti kurangnya dukungan dan pengawasan di rumah, tekanan akademik yang tinggi, serta pergaulan yang kurang sehat turut mendukung munculnya perilaku menyimpang.
Ditegaskannya perlu peran seluruh pihak dalam menghadapi maraknya problematika kenakalan remaja, utamanya dari pemerintah, sekolah, dan orang tua.
"Secara keseluruhan, masalah remaja di Indonesia merupakan cerminan dari tantangan zaman. Mulai dari dampak digitalisasi, perubahan nilai sosial, hingga tekanan ekonomi dan akademis."
"Upaya kolaboratif antara pemerintah, institusi pendidikan, dan keluarga perlu terus ditingkatkan untuk mengidentifikasi akar permasalahan, menyediakan intervensi yang holistik,
Dan membangun lingkungan yang mendukung perkembangan serta kesehatan mental remaja agar mereka dapat tumbuh sebagai generasi penerus yang resilien dan produktif," tuturnya.
Menanggapi adanya program pemerintah daerah yang mengirim remaja yang dianggap bermasalah ke barak militer, menurutnya pendekatan yang bersifat otoritar memang menuai kontroversi dan keberhasilannya tidak mutlak.
"Secara umum, pendekatan militeristik keras tanpa integrasi elemen pendukung—seperti konseling, rehabilitasi, dan keterlibatan keluarga—belum terbukti cukup efektif untuk mengatasi kenakalan remaja di Indonesia," paparnya.
Di sisi lain, keberhasilan ini bisa berpotensi ditingkatkan dengan memadukannya dnegan pendekatan yang lebih humanistik dan bersinergi dengan dukungan psikososial.
"Secara keseluruhan, banyak ahli sepakat bahwa strategi intervensi yang bersifat holistik dan rehabilitatif lebih sesuai dengan konteks budaya dan dinamika perkembangan remaja di Indonesia," tandasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pentingnya memperkuat peran serta orang tua dalam menjaga kesehatan mental remaja.
Beberapa yang bisa dilakukan seperti membangun komunikasi terbuka, memantau perilaku dan penggunaan teknologi, memberikan dukungan emosional, komunikasi yang baik dengan para pendidik, serta segera mencari bantuan profesional apabila anak terindikasi masalah mental. (*)