Psikolog Peringatkan Dampak Oversharing di Media Sosial: Bisa Lukai Perasaan Orang Lain

foto ilustrasi bijak menggunakan medsos-shutterstock-

JAKARTA – Psikolog Klinis dari RSUD Wangaya Kota Denpasar, Nena Mawar Sari, mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, khususnya dalam membagikan informasi pribadi atau sensitif.

Ia menekankan bahwa perilaku “oversharing” atau terlalu banyak membagikan hal-hal pribadi di media sosial dapat berdampak buruk bagi orang lain, bahkan bisa melukai pihak yang berkaitan dengan informasi yang dibagikan.

Dalam keterangannya , Nena menjelaskan bahwa kecenderungan oversharing sering kali berkaitan dengan kebutuhan individu untuk mendapatkan pengakuan atau validasi dari orang lain.

“Beberapa orang merasa dihargai atau mendapat perhatian lebih ketika unggahannya menuai respons seperti disukai, dikomentari, atau dibagikan ulang oleh pengguna lain,” jelasnya.

BACA JUGA:Ini Puasa Sunnah Menjelang Hari Raya Idul Adha Beserta Niatnya

BACA JUGA:Guncang Panggung HUT Kota Jambi! Kangen Band dan Kris Tomahu Disambut Lautan Massa

Ia menyoroti fenomena mengunggah konten yang bersifat sensitif—seperti foto korban kecelakaan—sebagai salah satu bentuk oversharing yang berbahaya.

Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya tidak etis, tetapi juga bisa memperburuk kondisi emosional keluarga korban atau pihak-pihak yang memiliki pengalaman serupa.

“Ada yang sengaja membagikan foto korban kecelakaan hanya demi atensi, tanpa memikirkan dampak psikologisnya bagi keluarga korban,” kata Nena.

Untuk mencegah hal tersebut, Nena menekankan pentingnya edukasi publik mengenai etika digital dan batasan empati dalam bersosial media.

BACA JUGA:DPRD Provinsi Jambi Berikan Penjelasan Terhadap Lima Ranperda Inisiatif

BACA JUGA:Cek Namamu di Sini, Ini 3 Link Resmi Umumkan Penerima BSU,Khusus Karyawan Bergaji di Bawah Rp3,5 Juta

Ia juga menyarankan agar pemahaman tersebut ditanamkan sejak dini dalam lingkungan keluarga, termasuk kepada anak-anak.

Jika seseorang merasa terganggu atau trauma setelah melihat unggahan yang tidak pantas, Nena menyarankan agar segera berkonsultasi dengan tenaga profesional, terutama bila konten tersebut melibatkan pengalaman pribadi atau kehilangan.

“Bila konten menyakitkan terlanjur tersebar dan berdampak psikologis pada keluarga korban, sebaiknya mereka mengikuti sesi konseling untuk mendukung proses pemulihan emosional,” imbuhnya.

Isu ini mencuat kembali setelah beredarnya foto-foto tragis kecelakaan mahasiswa Universitas Gadjah Mada di media sosial.

BACA JUGA:Penyegaran Birokrasi Pemkot Jambi : 86 Pejabat Dilantik, Untuk Tingkatkan Kinerja Pelayanan Publik

BACA JUGA: CBR Series Melesat Kencang di Sepang, AHRT Amankan Puncak Klasemen ARRC

Unggahan yang diduga dibagikan oleh teman pelaku itu memicu reaksi keras dari masyarakat yang menilai tindakan tersebut tidak pantas dan menambah luka bagi keluarga korban.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan