Pemerintah Tetapkan Nilai BSU Sebagai Pengganti Pembatalan Dskon Tarif LIstrik

TARIF LISTRIK: Petugas PLN sedang memeriksa gardu.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAKARTA - Pemerintah resmi membatalkan rencana pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang sebelumnya dijadwalkan berlaku pada bulan Juni dan Juli 2025. 

Pengumuman mengejutkan ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin (3/6).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa alasan utama pembatalan program diskon listrik ini adalah keterlambatan dalam proses penganggaran. Menurutnya, kesiapan anggaran menjadi faktor krusial dalam pelaksanaan program tersebut.

BACA JUGA:大同

BACA JUGA:Keberangkatan 719 Calon Haji Ilegal Ditunda

“Untuk pelaksanaan diskon listrik, ternyata penganggarannya jauh lebih lambat, sehingga bulan Juni Juli ini (pemberian diskon tarif listrik 50 persen) tidak jadi dijalankan,” ujar Sri Mulyani kepada awak media.

Sebagai pengganti, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan nominal Bantuan Subsidi Upah (BSU). Jika sebelumnya masyarakat menerima BSU sebesar Rp 150.000 per bulan selama dua bulan, kini jumlahnya dinaikkan menjadi Rp 300.000 per bulan untuk periode yang sama.

“Kita bikin daya ungkit yang sama kuatnya, kita naikkan,” tambah Menkeu, seraya menyatakan bahwa langkah ini ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Namun, keputusan ini menuai respons beragam dari masyarakat. Sejumlah warga merasa kecewa atas pembatalan mendadak tersebut. Salah satunya adalah Arwan, warga Depok, yang mengaku tidak mendapat informasi terlebih dahulu mengenai pembatalan program tersebut.

“Gak ada pemberitahuan sebelumnya, sama sekali gak ada. Kita cuma berharap, diskon tarif listrik ini masih jadi dikasih nanti,” ujar Arwan, Selasa (3/6).

Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat kini menunggu kejelasan lebih lanjut dari pemerintah terkait arah kebijakan subsidi ke depan, terutama dalam menjaga kestabilan ekonomi rumah tangga di tengah tekanan biaya hidup yang terus meningkat. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan