PKB Jambi Rayakan Harlah ke-27, Elpisina: Momentum Lepas dari Jebakan Partai Menengah

HARLAH: Ketua DPW PKB Jambi Elpisina memotong tumpeng dalam peringatan Harlah ke 27 PKB. -JAILANI/JAMBI INDEPENDENT-

JAMBI,JAMBIKORAN.COM - Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Provinsi Jambi, Elpisina, menyampaikan sambutan dalam rangka Hari Lahir Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-27 tahun 2025.

Dalam sambutan, ia menyoroti refleksi panjang perjalanan partai sekaligus menggarisbawahi tantangan dan peluang yang dihadapi PKB di masa mendatang.

“Bulan Juli memang selalu syahdu. Tak hanya karena puisi, tetapi di bulan ini Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lahir dan berdiri. Tepat 23 Juli 1998, 27 tahun lalu,” kata Elpisina dalam sambutannya, Kamis, 24 Juli 2025.

Ia menyebut usia 27 tahun sebagai momen matang bagi partai politik untuk melihat ke dalam, menilai dinamika elektoral yang dihadapi, dan menyiapkan strategi untuk masa depan. 

PKB, menurutnya, tidak luput dari gejolak politik nasional, terutama dalam menghadapi Pemilu 2024 yang disebutnya sebagai salah satu ujian terberat.

“Pemilu 2024 menjadi salah satu ujian terberat PKB, tetapi juga menjadi momentum kebangkitan dengan capaian suara tertinggi sepanjang sejarah partai ini,” katanya.

Lebih lanjut, Elpisina menguraikan tantangan-tantangan besar yang dihadapi PKB di pemilu lalu, mulai dari degradasi legitimasi hubungan dengan NU, kriminalisasi terhadap elit partai, hingga pecahnya suara Nahdliyin akibat banyaknya partai berlabel Islam. 

Menurutnya, PKB berhasil keluar dari situasi sulit tersebut dengan strategi mencalonkan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin sebagai capres.

“Tampilnya Gus Muhaimin memunculkan coat tail effect (efek ekor jas) yang nyata bagi PKB. Suara PKB melesat dan menaikkan kursi parlemen baik di level pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa keberhasilan di pemilu tidak boleh membuat partai terlena. PKB harus terhindar dari jebakan middle-party trap atau stagnasi partai menengah yang gagal membaca perubahan sosial.

“PKB harus belajar dari nasib saudara tua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang tersingkir dari DPR pada 2024 setelah gagal beradaptasi dengan perubahan sosial,” kata Elpisina.

Ia juga menekankan perlunya penguatan fungsi partai sebagai saluran ekspresi dan mekanisme akuntabilitas publik, sesuai dengan pandangan Giovanni Sartori dan Russell Dalton. PKB, tambahnya, harus membuktikan politik kehadiran melalui kerja nyata.

Elpisina menyebut keputusan strategis dalam Muktamar PKB 2024 di Bali sebagai tonggak penting. Di situ disahkan Platform Perjuangan Politik PKB (P3PKB) dan Program Perjuangan dan Agenda Partai (PPAK) sebagai bentuk konkret perjuangan partai lima tahun ke depan.

“P3PKB terdiri 11 kluster permasalahan yang menjadi concern PKB, sedangkan PPAK merupakan program kerja turunan dari P3PKB,” jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan