AS Minta Produksi Masif Rudal Coyote

-Antara/Jambi Independent-Jambi Independent
Perintah Eksekutif Trump dan Strategi Anti-Drone
Kontrak fantastis ini sejalan dengan upaya pemerintahan Trump untuk memacu teknologi drone.
Pada Juni, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang menginstruksikan berbagai lembaga federal untuk mempercepat pengujian dan produksi teknologi drone AS.
Langkah ini didorong oleh studi mendalam AS terhadap penggunaan drone oleh Ukraina di medan perang guna menyempurnakan sistem Amerika.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth bahkan membentuk satuan tugas antarlembaga baru khusus untuk mengatasi ancaman UAV (kendaraan udara tak berawak).
Menurut laporan Fox News, Hegseth memerintahkan Pentagon untuk memprioritaskan produksi dan pengerahan drone secara cepat demi mempertahankan keunggulan atas kekuatan militer Rusia dan Tiongkok.
Prioritas Anggaran dan Pertemuan Rahasia Quantico
Kontrak $5 miliar ini diterbitkan bersamaan dengan permintaan anggaran pertahanan Gedung Putih untuk Tahun Fiskal 2026 yang mencapai $1,01 triliun—peningkatan sebesar 13,4%.
Mayoritas dari kenaikan ini difokuskan pada pertahanan rudal dan keamanan dalam negeri.
Situasi ini semakin memanas menjelang pertemuan tingkat tinggi di Pangkalan Korps Marinir Quantico pada Selasa.
Pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Hegseth dan dihadiri langsung oleh Presiden Trump ini memicu spekulasi luas.
Tanpa agenda resmi yang dirilis, spekulasi berkisar dari potensi perombakan besar-besaran militer hingga bocoran awal Strategi Pertahanan Nasional yang baru, yang jelas-jelas menekankan keamanan dalam negeri di atas operasi militer luar negeri.
Sebagai catatan, Raytheon juga menerima kontrak senilai $3,5 miliar pada Agustus untuk memproduksi rudal udara-ke-udara jarak menengah AMRAAM, yang kompatibel dengan sistem pertahanan udara NASAMS, yang digunakan oleh sekutu AS termasuk Ukraina, Jerman, dan Jepang.(*)