Stres Digital Ancam Generasi Muda, Ahli Ingatkan Pentingnya Jaga Mental di Era Informasi
Stres Digital Ancam Generasi Muda, Ahli Ingatkan Pentingnya Jaga Mental di Era Informasi--
JAMBIKORAN.COM — Di tengah derasnya arus informasi di dunia maya, pelajar dan mahasiswa kini menghadapi tantangan baru: menjaga kesehatan mental di era banjir berita negatif.
Setiap hari, media sosial dipenuhi informasi seputar konflik sosial, kekerasan, hingga isu politik yang dapat menimbulkan kecemasan dan rasa lelah mental bagi banyak anak muda.
Psikolog klinis Pamela Andari Priyudha, M.Psi., menjelaskan bahwa paparan berulang terhadap berita yang bernada pesimistis atau penuh konflik dapat menimbulkan stres kolektif.
Kondisi ini sering membuat individu merasa tidak berdaya untuk mengubah keadaan, hingga akhirnya memicu perasaan apatis dan depresi.
BACA JUGA:Kisah Nyata yang Lebih Hebat dari Film: Perjuangan Hidup Christopher Reeve
BACA JUGA:Sepekan Pengejaran, Pelaku Pembunuhan Nindia Novrin di Talang Bakung Berhasil Ditangkap Polisi
“Ketika seseorang terus merasa tidak mampu menghadapi realitas, mereka cenderung menyerah dan kehilangan motivasi untuk bertindak,” ujar Pamela.
Ia menambahkan bahwa fenomena ini dikenal dengan istilah learned helplessness, yakni rasa pasrah yang muncul karena terlalu sering dihadapkan pada situasi negatif tanpa solusi yang nyata.
Menurut Pamela, literasi digital menjadi benteng utama dalam menghadapi situasi tersebut.
Banyak orang terjebak pada kesalahpahaman hanya karena membaca judul berita tanpa memahami konteks sebenarnya.
BACA JUGA:Kenali 6 Tanda Anak People Pleaser Sejak Dini dan Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Sekring Motor: Komponen Kecil yang Jadi Penyelamat Sistem Kelistrikan
“Media sosial sangat berpengaruh terhadap cara kita berpikir. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar di sana benar dan akurat,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kebiasaan mengonsumsi berita negatif dapat membuat tubuh berada dalam kondisi siaga terus-menerus.