Bahaya Tato Permanen bagi Kesehatan Kulit dan Tubuh yang Wajib Diwaspadai

Waspadai Bahaya Tato Permanen bagi Kesehatan Kulit dan Tubuh.-Alodokter-
JAMBIKORAN.COM - Tato permanen kerap dianggap sebagai bentuk ekspresi seni dan identitas diri. Namun di balik keindahan gambar di kulit, tato juga menyimpan risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan.
Proses pembuatan tato dilakukan dengan menyuntikkan tinta ke lapisan kulit menggunakan jarum, dan di sinilah potensi bahaya mulai muncul.
Jika jarum atau alat tato tidak steril, risiko penularan penyakit berbahaya seperti hepatitis B, hepatitis C, hingga HIV bisa meningkat. Selain itu, penggunaan tinta yang tidak aman juga dapat menyebabkan reaksi alergi dan infeksi pada kulit.
Salah satu bahaya umum tato permanen adalah alergi kulit. Reaksi alergi sering terjadi akibat kandungan logam berat dalam tinta, seperti nikel dan merkuri. Gejala yang muncul berupa gatal, ruam, dan bengkak di sekitar area tato.
BACA JUGA:Smartfren Perluas Jaringan 3X Lebih Luas di Batam, Gelar Ajang Smartfren Fun Run 2025
BACA JUGA:Dirjenpas Wanti-wanti Lapas
Infeksi kulit juga menjadi risiko serius, terutama bila proses tato dilakukan di tempat yang tidak tersertifikasi atau menggunakan tinta terkontaminasi. Infeksi dapat ditandai dengan kemerahan, rasa panas, munculnya nanah, hingga demam tinggi.
Pada kasus berat, infeksi bisa menyebar ke jaringan tubuh lain dan membutuhkan perawatan medis segera.
Selain itu, tato permanen juga berpotensi menimbulkan jaringan parut seperti keloid atau granuloma yang menonjol di kulit. Kondisi ini tidak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga bisa menyebabkan rasa nyeri atau gatal berkepanjangan.
Penelitian menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara tato dan kanker kulit, meskipun masih memerlukan kajian lebih lanjut. Beberapa tinta diketahui mengandung zat karsinogen yang berpotensi memicu pertumbuhan sel abnormal.
BACA JUGA:Putusan Banding Malaysia Keluar 30 Oktober
BACA JUGA:6 Bahaya Makan Daun Singkong Berlebihan, Bisa Picu Gangguan Serius pada Tubuh
Risiko lain yang tak kalah berbahaya adalah penularan hepatitis dan HIV akibat jarum yang tidak steril. Bahkan, penggunaan alat tato yang tidak disterilkan dengan baik juga dapat menyebabkan tetanus, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.
Selain itu, tato juga dapat mengganggu hasil pemeriksaan MRI karena reaksi tinta terhadap gelombang magnetik, yang menimbulkan sensasi panas dan iritasi pada kulit bertato.
Sebelum memutuskan untuk membuat tato, pastikan tempat tato memiliki izin resmi, alat steril, dan tinta yang aman. Konsultasikan dengan dokter kulit jika mengalami gejala mencurigakan setelah ditato agar mendapatkan penanganan yang tepat. (*)