1.000 Quanzhou
Disway--
Tiga orang itu pun salat berjamaah. Dua rakaat. Lalu keluar masjid. Yang ceramah masih terus berceramah.
Saya bergegas bangkit dari duduk. Saya kejar mereka keluar masjid. Sempat. Mereka masih harus pakai sepatu.
''Saya dari Indonesia. Kalian dari mana?''
''Dari Turkiye''.
''Saya baru sekali ini ke masjid ini. Apakah kalian juga baru sekali?''
''Iya. Baru sekali ini''.
''Tadi itu kalian salat duhur?''
''Iya. Ada meeting jam 15.00. Takut terlambat,'' kata yang besar.
''Berapa hari di Quanzhou?''
''Dua hari''.
Mereka pun buru-buru meninggalkan masjid. Saya kembali masuk masjid.
BACA JUGA:RSUD Sungai Gelam Ikuti Penilaian Akreditasi
Begitu saya duduk, ceramah itu selesai. Tanpa penutup "Wassalamu'alaikum..."
Bersamaan dengan selesainya ceramah para jamaah berdiri. Salat. Sendiri-sendiri. Oh...salat sunnah. Saya pun salat dua rakaat. Mereka ternyata salat empat rakaat, dua kali salam.
Yang ceramah tadi pun berjalan menuju mimbar khotbah. Tanpa salam. Langsung duduk di tangga mimbar.
Lalu, salah seorang bercelana jeans, di sebelah mimbar, melantunkan azan. Pakai logat Quanzhou. Saya rekam. Anda boleh lihat di IG –kalau cukup pulsa.