JAMBIKORAN.COM - Perputaran tren diet kian cepat. Dari waktu ke waktu, ada saja pola makan baru yang muncul dengan berbagai klaim menggiurkan.
Di antaranya, muncul tren diet dengan mengonsumsi obat-obatan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menurunkan berat badan.
Di Amerika Serikat misalnya, setahun belakangan, banyak orang berbondong-bondong mengonsumsi obat diabetes tipe 2 demi menurunkan berat badan.
Testimoni dari sejumlah artis, termasuk Kelly Clarkson, dan para influencer membuat cara instan menurunkan berat badan ini dilirik banyak orang.
Gelombang ini telah mencemaskan para ahli. Matthew Freeby, MD, direktur Gonda Diabetes Center di UCLA AS, dikutip dari situs webnya, Sabtu 8 Juni 2024, menjelaskan bahwa obat-obat ini sebenarnya ditujukan pada orang kelebihan berat badan, dengan indeks massa tubuh lebih dari 27.
Obat minum maupun suntik ini tidak menyasar individu kelebihan berat badan ringan yang hanya ingin menurunkan beberapa kilogram, selain konsumsinya harus berada di bawah pengawasan dokter.
BACA JUGA:Resep Masakan Tomyam Khas Thailand, Praktis dan Enak
BACA JUGA:5 Tips Memilih Hewan Kurban,Yuk Simak
Terkait fenomena ini, Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Diana Felicia Suganda, M. Kes, Sp. GK mengatakan bahwa orang cenderung mengikuti tren diet tertentu karena memperlihatkan hasil instan.
"Di luar itu, artis-artis Hollywood ini mungkin punya dokter pribadi yang mengawasi, personal trainer, atau chef yang secara khusus menyiapkan menu diet. Ada perubahan gaya hidup di belakangnya yang mungkin tidak diungkap," kata dia.
Dokter Spesialis Gizi Klinik di The Doctor Diet dr. M. Ingrid Budiman, Sp. GK menyambung, sebenarnya ada obat diet.
Diet dengan bantuan obat, menurut dia, aman bagi orang yang benar-benar sehat, dengan catatan itu diresepkan langsung oleh dokter.
"Bukan obat yang dibeli online, apalagi yang tidak ada nomor BPOM-nya," tegas dr. Ingrid melalui pesan, Jumat.
Dokter Ingrid pun tidak menyarankan konsumsi obat diabetes untuk mendukung penurunan berat badan.
"Baik orang diabetes dan tidak diabetes, tidak semua bisa mengonsumsi obat tersebut karena ada risiko alergi obat, gula darah terlalu rendah, interaksi dengan obat lain yang dikonsumsi, atau penyakit lain, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit empedu, penyakit pankreas, dan penyakit tiroid," bebernya