Dalam hal ini, Evi menerangkan bahwa ada dua bentuk informasi nilai gizi, yakni pada bagian belakang label dan pada bagian label utama.
Pada bagian belakang label biasanya berbentuk meja yang dilengkapi dengan takaran saji.
BACA JUGA:Lebih dari 50.000 Anak di Gaza Terdampak Gizi Buruk Akut
BACA JUGA:Alasan Prabowo Ganti Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis
"Diawali dengan takaran saji, informasi kandungan zat gizi berdasarkan jumlah takaran saji. Misalnya, 250 ml" ujarnya.
Perlu diingat bahwa jumlah porsi dalam satu kemasan tidak selalu satu porsi. Asupan nilai gizi sesuai dengan jumlah porsi yang dikonsumsi, sehingga asupan gizi tersebut dikalikan dengan jumlah porsi per kemasan.
Selanjutnya, perhatikan kandungan zat gizinya pada daftar pada tabel tersebut.
"Pilih makanan yang memiliki kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.
Di samping daftar zat gizi dan jumlahnya, terdapat angka kecukupan gizi (AKG) yang digunakan untuk mengetahui berapa persen zat gizi yang dipenuhi saat mengonsumsi makanan dalam satu takaran saji tersebut.
BACA JUGA:Yuk Cobain! Resep Ikan Kukus Siram, Dijamin Lezat dan Bergizi
BACA JUGA:60.000 Wanita Hamil di Gaza Alami Kekurangan Gizi
Pada catatan kaki, informasi AKG tersebut didasarkan pada kebutuhan energi harian seseorang, umumnya 2150 kkal.
Selain itu, terdapat informasi nilai gizi di bagian depan kemasan yang terlihat lebih menarik menggunakan grafik (front of pack Nutrition Labelling)Dengan format monokrom, memudahkan konsumen untuk dapat memahami kandungan gizi dalam produk pangan (label ramah konsumen).
Biasanya, pada label ini memuat jumlah energi, lemak total, lemak jenuh, garam, dan gula yang terkandung dalam makanan kemasan olahan tersebut, dilengkapi dengan AKG.
Saat ini, produsen dapat menambahkan logo "Pilihan Lebih Sehat" pada kemasan jika telah mendapatkan persetujuan BPOM.
BACA JUGA:Jelang Puasa, SAH Bantu Wujudkan Pangan Aman, Bermutu dan Bergizi