SAROLANGUN – Kampanye anti bullying yang digalakkan oleh Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kabupaten Sarolangun, tidak hanya diberikan kepada anak sekolah tingkat SMP dan SMA saja, tapi juga menyasar ke anak-anak usia sekolah dasar.
Kali ini sekolah yang didatangi tim dari DP3A Kabupaten Sarolangun yaitu SDN 002 Pasar Sarolangun. Di sekolah ini pihaknya diundang sebagai nara sumber oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) SDN 02 Sarolangun, pada Sabtu, 20 Juli 2024, untuk mengisi seminar pencegahan bully di sekolah.
Dikatakan Plt Kadis DP3A, H Juddin, melalui, Merdeka Sari, selaku salah satu Psikolog dari DP3A Kabupaten Sarolangun, materi tentang bully disampaikan secara lengkap dengan bahasa yang lugas dan menyesuaikan dengan usia anak-anak sekolah agar materi yang disampaikan mengena.
Pada penyampaikan awal, peserta terlebih dahulu dikenalkan dengan pengertian bully dan apa saja jenis-jenis bully yang sering terjadi di sekolah. Menurutnya bully adalah perilaku kekerasan dengan niat sengaja menyakiti dilakukan secara berulang dan ada ketidakseimbangan kekuatan atau power.
BACA JUGA:671 Warga Tanjab Barat Urus Kartu Pencaker, Padati Dinas Ketenagakerjaan
BACA JUGA:Simak! 7 Tanaman Pengusir Lalat, Pasti Ampuh
“Jenis-jenis bullying yang sering terjadi di sekolah, diantaranya physical bullying atau menyakiti secara fisik, verbal bullying atau menyakiti dengan kata-kata, relation bullying atau memutus relasi sosial seseorang, dan cyber bullying atau menyakiti dengan teknologi digital,” ujarnya.
Ditambahkannya, salah satu komponen bullying yaitu pelaku bullying. Pelaku ini biasanya orang yang pernah jadi korban bully, orang yang tidak punya rasa percaya diri, memiliki rasa stress/trauma, kesulitan dalam bergaul, bisa mendapatkan label, dan bisa terhambat dalam melanjutkan pendidikan atau pekerjaan.
“Sedangkan komponen bullying selanjutnya yaitu korban. Korban bullying biasanya akan takut, malas sekolah, kesepian, merasa tidak berharga, sedikit teman, dan kurang percaya diri. Sedangkan komponen bullying selanjutnya yaitu pengamat. Komponen ini biasanya takut akan kekuatan pembully, takut dibalas jika membantu, tidak tahu itu adalah perilaku bully, ragu apakah hanya becanda tidak tahu cara membantu, kurang percaya diri, merasa bersalah karena tidak membantu, merasakan tekanan untuk bergabung dengan pembully,” terangnya.
Selain itu, tambahnya, bullying juga bisa menjadi tindak kriminal seperti berbuat kasar secara fisik atau melukai secara fisik, melakukan penghinaan berdasarkan ras, gender, lainnya, mengancam, dan mengambil foto atau rekaman tanpa izin.
BACA JUGA:Sekda Budhi Hartono Sambut Kepulangan Jamaah Haji Asal Kabupaten Muaro Jambi
BACA JUGA:Simak! Ini Dia 7 Makanan Bantu Jaga Kesehatan Pankreas
Bagi korban bullying, lanjutnya, hal yang bisa dilakukan yaitu tetap kalem, dan jalan terus dan mencoba untuk stay cool atau tetap tenang, dan mengalihkan pikiran ke hal-hal lain serta menghindari tempat-tempat yang rawan, dan usahakan bersama teman-teman lainnya.
“Jangan ragu mencari bantuan dan curhat ke guru BK, atau wali kelas dan selalu meningkatkan kepercayaan diri,” tambahnya.
Sementara itu, Rusdyanti, Kepala SDN 002 Pasar Sarolangun, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Masa Pengenalan Lingkungan Kelas (MPLK) SDN 002 Sarolangun Jambi.