MUARASABAK – Tujuh kecamatan di Kabupaten Tanjab Timur rawan bencana banjir rob.
Ketujuh kecamatan itu yakni, Kecamatan Kuala Jambi, Mendahara, Muara Sabak Timur, Nipah Panjang, Sadu, Berbak dan Kecamatan Dendang.
Total di Kabupaten Tanjab Timur ada 11 Kecamatan, dengan 73 desa dan 20 kelurahan.
Tujuh kecamatan tersebut, tentunya menjadi pusat perhatian dari BPBD Tanjab Timur dan antisipasi supaya mereka waspada ketika kondisi air tinggi.
Guna mengantisipasi banjir rob, BPBD Tanjab Timur telah menyurati pihak kecamatan dan menyiagakan perahu karet.
Ini dilakukan menghadapi curah hujan yang cukup tinggi seperti saat ini yang kerap terjadi hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Tanjab Timur.
Ancaman banjir rob menjadi salah satu fokus utama penangan bencana. Sehingga BPBD Surati pihak kecamatan dan menyiagakan perahu karet.
Terlebih, kondisi ini menjadi ancama tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir kabupaten ini, di saat memasuki akhir tahun.
BACA JUGA:Antisipasi Banjir Rob di Tanjab Timur, BPBD Surati Pihak Kecamatan dan Menyiagakan Perahu Karet
BACA JUGA:OJK Dukung Sinergi Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital
Kalak BPBD Kabupaten Tanjab Timur, Helmi Agustinus mengatakan, prediksi puncak hujan akan terjadi pada pertengahan Desember 2023.
Dan ketinggian siklus air pasang laut ini diperkirakan mencapai 2 meter lebih.
Saat ini banjir telah melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tanjab Timur, seperti Desa Kota Baru dan Suka Maju, Kecamatan Geragai.
Pihak BPBD Tanjab Timur menegaskan akan terus memantau perkembangan tinggi muka air, dan jika diberlakukan ketika kondisi banjir mulai berdampak besar, maka status siaga bencana banjir akan segera ditetapkan.
"Tim kita yang ada di lapangan intens melakukan pengawasan dan pemeriksaan ketinggian air di setiap wilayah-wilayah rawan banjir,” jelasnya.