“Kota Jambi bukan daerah pengasal. Melainkan pengumpul atau market. Kebanyakan didatangkan dari luar Jambi dan luar pulau Sumatera,” terang Fasha.
BACA JUGA:Perbedaan Sunblock dan Sunscreen
BACA JUGA:Bengkel Las di Bungo Ludes Terbakar
Namun akibat kemacetan yang terjadi belakangan ini, Kota Jambi tidak lagi mendapatkan pasokan dari Sumbar dan sekitarnya. Sehingga harus mendapatkan pasokan dari Pulau Jawa.
“Risikonya harga lebih tinggi. Namun berkat TPID Kota Jambi, masih bisa mengendalikan harga ini,” sebutnya.
Yakni dengan cara melakukan intervensi pasar dama menjaga kestabilitasan harga pangan.
“Termasuk memberikan subsidi. Banyak program yang dilakukan Pemkot Jambi dalam upaya mengendalikan inflasi,” jelasnya.
BACA JUGA:Anggota DPRD Kota Jambi Ini Imbau Pemilih Pemula Tak Golput
BACA JUGA:Polres Batanghari Gelar Simulasi Pengamanan Pemilu 2024, Ratusan Personel Diterjunkan
"Gerakan Pangan Murah ini, adalah suatu gerakan yang kontinyu. Pemerintah wajib menstabilisasi harga hingga sentral produksi yang diawasi dan didukung," sebutnya.
Pada gerakan tersbeut, sejumlah harga pangan yang dijual jauh lebih murah dibandingkan harga di pasaran. Seperti bawang, beras dan lainnya.
"Terjaganya tingkat inflasi juga karena dukungan semua pihak dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dan stakeholder dari hulu hingga hilir utamanya di bidang pangan," tutupnya. (*)