Update Banjir Bandang Sumbar, Korban Tewas Bertambah Menjadi 50 Orang akibat Lahar Hujan Gunung Marapi Sumbar
Sejumlah warga melintas di depan masjid yang terdampak banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.--Antara
JAMBIKORAN.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia terdampak banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) terus bertambah.
Hingga kini tercatat sebanyak 50 orang korban meninggal dunia.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 50 orang, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi.
Rincian korban meninggal dunia di antaranya Kota Padang Panjang 2 orang, Kabupaten Agam 20 orang, Kabupaten Tanah Datar 19 orang, Kota Padang 1 orang, serta Kabupaten Padang Pariaman 8 orang.
"Datanya akan berkembang terus. Untuk membantu mencari (korban) yang masih hilang, alat berat itu masuk harus secepat mungkin karena kan Basarnas punya golden time di 6x24 jam. Kita akan tetap upayakan mencari sampai ketemu. Apabila ada pihak keluarga atau ahli waris yang minta tetap dicarikan, ya kita harus cari," ujar Letjen TNI Suharyanto, dalam keterangannya, Selasa 14 Mei 2024.
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024 Ditunda? Simak Penjelasan KemenPANRB
BACA JUGA:Polisi Tangkap Tiga Pengedar Narkoba di Sukabumi
BNPB terus mendorong pencarian dan pertolongan korban jiwa terdampak banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang enam kabupaten dan kota di Sumbar.
Hal itu disampaikan Suharyanto saat hadir pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Banjir Lahar Dingin dan Longsor, Senin 13 Mei 2024.
Suharyanto juga menyampaikan langkah penanganan darurat pada bencana tersebut, di antaranya pemulihan akses jalan darat dari daerah terdampak dengan alat berat, pembersihan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan OPD terkait.
Lebih lanjut, pemerintah juga mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak. Pemerintah memberikan bantuan terhadap korban.
"Kita sepakat dan meyakinkan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terdampak ini betul-betul harus dipenuhi dengan baik ketika dia korban, luka-luka, maupun yang sekarang mengungsi. kita pastikan dan tadi kita sudah berikan bantuan awal baik yang bersifat dana maupun barang kebutuhan sehari-hari dan ini akan dievaluasi terus-menerus sesuai perkembangan," ujar Suharyanto.
BACA JUGA:Polisi Ungkap Motif Pembunuh Pria Terbungkus Sarung, Terancam Hukuman Mati
BACA JUGA:Rencana Pembentukan Kementerian Baru di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Penjelasannya