Luka Jateng

Dahlan iskan--

Berarti akan ada pertempuran berikutnya: di Pilkada. Terutama di Jatim, Jateng dan DKI. 

Maka setidaknya Jokowi-Prabowo itu tidak hanya sekadar beredar di baliho. Mereka juga akan kompak di Pilkada. 

BACA JUGA:Misteri Supranatural dan Satire Sosial, Serial 'Nightmares and Daydreams' Karya Joko Anwar

BACA JUGA:Verstappen Mengunci Kemenangan Ketujuh di GP Spanyol

Di Jatim, praktis tinggal PDI-Perjuangan yang tidak mencalonkan Khofifah-Emil menjadi gubernur Jatim. Selebihnya sudah bergabung ke Khofifah-Emil. 

Maka di Jatim, posisi politik PDI-Perjuangan pun terisisihkan di Pilkada. Harus cari calon sendiri. PDI-Perjuangan bisa maju sendiri tanpa dukungan partai lain. Seperti di Pilpres.  

Kalau itu yang akan terjadi maka PDI-Perjuangan hanya akan mencalonkan kadernya sendiri. 

Tapi tidak banyak pilihan. Terutama kalau yang dihadapi Khofifah-Emil. Kalau dipaksakan rasanya hanya akan buang banyak uang. 

BACA JUGA:Kemenangan di Kaohsiung Masters Membuat Jesita/Febi Semakin Percaya Diri

BACA JUGA:Jesita/Febi Raih Gelar Juara di Kaohsiung Masters 2024 Usai Tundukkan Unggulan Tuan Rumah

Pun di Jateng. Partai-partai non PDI-Perjuangan sudah gabung ke satu pasangan. Kuat sekali. Siapa? Masyarakat di Jateng sudah tahu: ia mantan Kapolresta Surakarta. Pernah juga menjabat Wakapolda Jateng. Dan sekarang ia masih menjabat Kapolda provinsi itu. 

Baru menyebut mantan Kapolresta Surakarta saja sudah bisa ditebak siapa di balik calon gubernur itu. 

Ia kini bintang dua polisi. Begitu panjang masa tugasnya di Jateng. Saat jadi Kapolresta Surakarta, Jokowi sudah menjadi Presiden Indonesia. Saat menjabat Wakapolda dan kini Kapolda presidennya masih sama. 

Anda pun sudah tahu nama calon gubernur Jateng di luar PDI-Perjuangan itu: Ahmad Lutfi. Ia jenderal polisi bintang dua yang bukan lulusan Akpol. Ia jadi sarjana dulu baru masuk polisi. Lewat Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). 

BACA JUGA:Hungaria Menang Tipis 1-0 atas Skotlandia, Amankan Tempat di Fase Selanjutnya

Tag
Share