Tanri Abeng
Dahlan iskan--
Setelah merasa kondisinya membaik ia minta pulang. Maka tanggal 4 Juni lalu Pak Tanri kembali ke Jakarta.
Baru saja mendarat di bandara kondisi tubuhnya memburuk. Pak Tanri langsung dimasukkan ke RS Medistra Jakarta.
Di situ ia dirawat. Sampai akhirnya meninggal kemarin dini hari.
Berarti Pak Tanri mengurus lembaga sampai di akhir hayatnya.
Pendidikan adalah panggilan jiwanya. Ia terinspirasi dari guru-gurunya yang hebat di SMK di Makassar. Saking kagumnya pada para guru itu sampai Pak Tanri punya cita-cita jadi guru.
Pak Tanri sebenarnya lahir di Selayar, sebuah pulau miskin di selatan Sulawesi. Untuk ke kota Makassar diperlukan naik kapal satu malam penuh.
BACA JUGA:Spesifikasi Realme 13 Pro+ Akhirnya Terungkap!
BACA JUGA:Rose Blackpink dan Cha Eun-woo Dikabarkan Terlibat dalam Hubungan Asmara
Usia 12 tahun Tanri kecil pindah ke Makassar. Ikut keluarga. Itu karena ayahnya meninggal dunia.
Di sekolah menengah kejuruan itulah Tanri mendapat kesempatan ikut pertukaran pelajar ke Amerika. Waktu itu Tanri aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) --sering disebut sebagai "adik"-nya HMI.
Di Amerika itulah jalan pikiran Tanri berubah. Tidak ingin lagi jadi guru. Ia ingin jadi profesional. Itu sesuai dengan nasehat orang tua angkatnya di Amerika.
"Dengan menjadi profesional kamu bisa punya uang. Setelah kaya baru terjun ke dunia pendidikan. Hasilnya lebih banyak." Begitu kurang lebih nasehat sang ortu angkat.
BACA JUGA:Jokowi Tingkatkan Gaji Kepala Ombudsman Daerah Menjadi Rp 18,5 Juta
BACA JUGA:Taikonaut Shenzhou-18 Selesai Melakukan Spacewalk di Luar Stasiun Antariksa