Untuk Dia

aku bersiap untuk balapan dengan ditemani Alex dan Evan.Taruhan dalam balapan ini adalah motor dari si pembalap-jambi independent-Jambi Independent

BACA JUGA:Transaksi QRIS Capai Rp24,90 triliun

Disaat Eva sudah berjalan beberapa meter, Eva berbalik arah “Rikii, jangan sampe ga shalat lagi yaa”. 

Disaat Eva sudah pergi, barulah Alex dan Evan muncul dari tempat persembunyian. “Dia emang bukan gaya kita sih, tapi keknya dia baik, jadi kami restui kok”. 

Aku tersenyum mendengar kalimat itu “Udah kayak orang tua aja kalian. Btw kalian tau niat salat ashar gak?”.

Beberapa hari lagi terus berlalu, aku dan Eva hanya bertegur sapa saja di kampus, dan terkadang memperhatikan Eva yang sedang beraktivitas dari kejauhan. 

BACA JUGA:Kampanye Ganjar-Mahfud Lebih Masif Turun ke Bawah

BACA JUGA:Terima Logistik Surat Suara Pemilu 2024

Suatu hari, aku melihat Eva dan temannya seperti sedang kesulitan, aku pun menghampiri mereka “Ada apa Eva?”. 

Eva menoleh ke arahku “Oh Riki, sebenernya aku ada tugas observasi kesekolah yang jaraknya cukup jauh dari sini. Rina temanku ini sudah janji mau nganterin tapi tiba-tiba dia dapet kelas dadakan dari dosen, sedangkan aku ga bisa bawa motor” jawab Eva. 

Tanpa basa-basi aku menawarkan tumpangan, tapi Eva menolak karena motor sport ku yang tempat duduknya sangat berdekatan, belum lagi akan repot karena ada beberapa properti yang harus Eva bawa.

“Bawa aja nih motorku” Rina teman Eva menawarkan motornya.

BACA JUGA:Rangkul Alumni Perguruan Tinggi Menangkan Prabowo-Gibran

BACA JUGA:D`Cinnamons rilis single ``Ma..`` 

Karena tidak ada pilihan lain Eva pun menyetujuinya. Betapa terkejutnya aku melihat motor Rina adalah sebuah Vespa antik, karena kalau sampai diliat Alex dan Evan, mereka pasti tertawa.

Meski begitu, aku begitu menikmati perjalanan ini, berada didekat Eva membuatku begitu damai. Sesampainya di sekolah, kami langsung disambut anak-anak SD disana, dan ada juga beberapa teman Eva yang sedang mengerjakan tugas.

Tag
Share