Teori Abacus, Alat Hitung Kuno Ciptaan Manusia

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

Nenek moyang kita sejak lama memiliki kemampuan menghitung atau mengkalkulasi. Penemuan alat-alat yang terbuat dari batu, termasuk sistem roda, memberikan kemampuan kepada manusia untuk mengatasi hambatan fisik. Termasuk menghitung.

Nenek moyang pun telah membuat konsep dasar dari sebuah metode perhitungan sederhana. Alat hitung pertama diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun silam.

Alat tersebut bernama abacus atau sempoa. Diketahui berasal dari Mesopotamia. Diciptakan sekitar tahun 3.000 SM. Sejak itulah manusia menguasai ilmu matematika dan terus berkembang dari generasi ke generasi.

Abacus merupakan konsep perhitungan dasar dalam pengembangan kemampuan kalkulasi mental. Yakni menggunakan alat bantu berbentuk papan dengan deretan manik-manik.

BACA JUGA:Kombinasi Makanan Bantu Turunkan Berat Badan

BACA JUGA:6 Makanan Pemicu Perut Kembung, Harus Anda Hindari

Abacus telah digunakan sejak zaman kuno di berbagai budaya. Termasuk di Tiongkok, Mesopotamia, dan Yunani. Manik-manik dalam abacus mewakili nilai angka tertentu. Membantu meningkatkan keterampilan matematika dasar.

Seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.  Alat hitung itu terbuat dari papan kayu. Untuk mengoperasikannya sangat mudah. Yaitu dengan menuliskan berbagai tanda di atas pasir memakai stik kayu.

Seiring dengan berjalannya waktu, alat hitung sederhana dari pasir itu semakin berkembang, hingga akhirnya memperoleh bentuk yang paling mirip dengan sempoa abad ke-20, dengan menggunakan kawat dan manik-manik.

Bentuk pertama abacus diciptakan di Mesir sekitar tahun 500 SM. Sedangkan di wilayah China lebih dahulu mengenal penggunaan abacus sekitar tahun 190 SM, yang hingga kini masih digunakan oleh para pedagang.

Abacus yang dibuat oleh Tiongkok menggunakan 10 buah kawat, dengan tujuh manik-manik di setiap kawatnya untuk mewakili satuan angka. Satu set manik-manik mewakili satu set yang lain dan masing-masing mewakili lima.

Selain sebagai alat bantu, abacus juga diyakini dapat melatih otak untuk lebih cepat dalam memproses angka dan meningkatkan daya ingat serta konsentrasi.

Penerapan teori abacus dalam pembelajaran matematika modern menunjukkan manfaat yang luas, terutama dalam meningkatkan kemampuan numerik anak-anak pada usia dini.

Penggunaannya yang terus berlanjut hingga zaman modern membuktikan bahwa meskipun dunia semakin canggih, dasar-dasar matematika yang sederhana dan alat bantu tradisional seperti abacus tetap memiliki relevansi yang besar dalam mengasah kemampuan otak dan keterampilan numerik, terutama pada generasi muda.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan