Warga Keluhkan Penimbunan Jalan Box Culvert

-Siti Halimah /Jambi independent -Jambi Independent
MUARABUNGO – Warga Dusun Tapiandanto, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo mengeluhkan belum ditimbunnya badan jalan yang dibangun box culvert oleh Pemerintah Kabupaten Bungo melalui Dinas PUPR. Padahal, pengerjaan proyek tersebut telah rampung sejak dua bulan lalu.
Box culvert ini dibangun sebagai solusi pasca amblasnya polongan jalan kabupaten yang menjadi jalur alternatif saat jalan lintas Sumatera putus dihantam air Sungai Tukum pada Maret 2025 lalu. Pemerintah daerah segera merespons dengan membangun box culvert pada April 2025 untuk memastikan konektivitas warga tidak terganggu.
Namun hingga kini, badan jalan di atas box culvert tersebut belum juga ditimbun. Warga khawatir, kondisi ini bisa menghambat akses transportasi dan aktivitas masyarakat sekitar. Terlebih, jembatan darurat yang sebelumnya digunakan kini berada dalam kondisi mengkhawatirkan dan nyaris roboh.
Datin Rio Tapiandanto, Yuliana Sgz, menyampaikan keluhan masyarakat , Ia menuturkan bahwa warga sangat berharap Dinas PUPR Kabupaten Bungo segera menindaklanjuti dan menyelesaikan tahapan akhir dari pembangunan tersebut.
BACA JUGA:Tekankan Pendidikan Politik, Wali Kota Probolinggo Minta Bantuan Parpol
BACA JUGA:DPR Sebut Kenaikan Gaji Hakim Ciptakan Kepastian dan Keadilan Hukum
“Betul, warga kami sangat berharap sekali kepada Dinas PUPR untuk menimbun badan jalan yang dibangun box culvert itu. Jembatan daruratnya sudah mau roboh. Kalau sampai roboh, akses akan terputus ke Jujuhan Ilir, Jujuhan, bahkan ke kabupaten,” ujar Yuliana.
Ia menegaskan bahwa setelah dua bulan sejak pembangunan box culvert selesai, seharusnya proses penimbunan sudah dilakukan demi menjamin keselamatan dan kelancaran mobilitas warga.
“Kami sudah cukup bersabar. Sekarang waktunya pemerintah menuntaskan pekerjaan ini. Jalan ini sangat vital,” tambahnya.
Warga berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas PUPR, segera mengambil langkah konkret sebelum jembatan darurat benar-benar ambruk dan memutus akses satu-satunya yang tersedia saat ini.
Mereka meminta perhatian serius dan tindakan cepat agar tidak menimbulkan kerugian lebih besar, terutama di sektor ekonomi dan pendidikan warga yang bergantung pada akses jalan tersebut. (mai/ira)