Retret Gelombang II Jadi Momen Evaluasi Program MBG

Wamendagri Bima Arya Sugiarto-ANTARA FOTO-Jambi Independent

JAKARTA - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyebutkan, retret kepala daerah gelombang kedua akan menjadi momen untuk mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pasalnya, kata dia, program tersebut kini sudah berjalan, berbeda dengan saat momen retret kepala daerah gelombang pertama, sehingga sudah ada masukan atau feedback dari daerah terkait program prioritas, termasuk MBG, koperasi desa, maupun program lainnya.

"Jadi ini momen yang sangat baik untuk melakukan dialog, sama-sama mengevaluasi penerapannya di lapangan seperti apa," ungkap Bima Arya.

Berdasarkan pengalaman retret gelombang pertama, ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut telah berhasil meningkatkan kebersamaan dan sinergi para kepala daerah karena bisa lebih mengenal satu sama lain.

BACA JUGA:Putri Gusdur Kritik Fadli Zon, Karena Sangkal Aksi Pemerkosaan Mei 1998

BACA JUGA:SAH Ingin Peran Petani diperkuat untuk Swasembada Pangan

Lantaran sudah lebih mengenal satu sama lain, Wamendagri menilai para kepala daerah lebih mudah berkolaborasi dan bahkan sering saling mengunjungi untuk bertukar pikiran dan menjalin kerja sama.

"Hal itu yang sangat kuat dan menonjol sekali. Jadi sinergi kolaborasi lebih menonjol dan itu diakui oleh teman-teman kepada daerah," katanya.

Retret kepala daerah gelombang kedua digelar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada 22-26 Juni 2025, dengan diikuti 86 peserta.

Adapun peserta retret kali ini terdiri dari tiga kelompok. Pertama, kepala daerah yang sudah dilantik namun belum sempat mengikuti gelombang pertama.

Kedua, kepala daerah yang sebelumnya menghadapi sengketa hasil Pilkada tetapi akhirnya tuntas. Ketiga, kepala daerah hasil pemungutan suara ulang (PSU) yang proses pelantikannya baru selesai.

Pada retret gelombang kedua, para kepala daerah akan menerima materi dengan tiga pokok substansi, yakni tentang tugas pokok kepala daerah, pemberian teori seperti misi Astacita, serta pemberantasan korupsi dan wawasan kebangsaan yang disampaikan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

"Jadi substansi materinya 100 persen sama dengan retret gelombang pertama," tutur Wamendagri. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan