Bencana Banjir Diawal Tahun 2024

Kondisi banjir yang disebut warga terparah di Kabupaten Kerinci di awal tahun 2024. --

JAMBI – Awal tahun 2024, sejumlah wilayah di Provinsi Jambi mengalami bencana banjir. Bencana ini timbul, setelah terjadinya hujan dengan waktu yang cukup lama.

Akibatnya, aliran sungai pun meluap. Termasuk drainase-drainase yang ada tak mampu menampung debit air.

BACA JUGA:Motor Anak Magang Hilang di Parkiran, Korban Dibuntutin Pelaku

BACA JUGA:Tips Relaksasi Mata Tegang dan Lelah

Seperti yang terjadi di Kabupaten Kerinci. Aktivitas masyarakat, 1 Januari 2024, lumpuh total.

Hujan lebat selama 3 hari di Kabupaten Kerinci, membuat ratusan rumah warga Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi terendam banjir luapan air Sungai Batang Merao, akibat hujan dengan intensitas tinggi di daerah itu, selama beberapa hari terakhir.

Banjir menggenangi 16 desa di daerah tersebut. Di Kabupaten Kerinci terdapat beberapa wilayah yang saat ini dilanda banjir, yaitu Kecamatan Gunung Kerinci, Siulak, Siulak Mukai, Air Hangat, Air Hangat Barat, dan Depati Tujuh.

Di Kota Sungai Penuh banjir melanda beberapa kecamatan, yakni Hamparan Rawang, Koto Baru, dan Tanah Kampung.

Banjir juga menggenangi beberapa fasilitas umum, seperti fasilitas pendidikan dan ruas jalan ke daerah tersebut.

Banjir di Kerinci dan Sungai Penuh menyebabkan 2.942 jiwa dievakuasi ke tempat aman.

Korban banjir telah dievakuasi ke fasilitas umum yang tidak terdampak banjir dan rumah keluarga yang aman.

Seperti di Kecamatan Air Hangat, Air Hangat Barat, Depati Tujuh, Air Hangat Timur, Batang Merangin dan Kayu Aro. Terparah ada di Desa Lubuk Suli, Kecamatan Depati Tujuh.

Tak terkecuali bencana longsor terjadi di Siulak Deras, yang terpaksa menutupi badan jalan nasional.

Termasuk di Kota Sungaipenuh. Banjir juga melanda sejumlah kecamatan, seperti Hamparan Rawang, Kotobaru, Tanah Kampung dan lainnya.

Fendi, seorang warga Kerinci mengatakan bahwa, banjir hampir terjadi di seluruh wilayah Kerinci. Terutama bagian tengah dan berada di bantaran Sungai Batang Merao, Sungai Kemantan dan Sungai Batang Sangkir.

Ketinggian air di Kerinci cukup tinggi, mencapai 2 meter di beberapa lokasi.

“Ini banjir paling parah, semua aktivitas warga terhenti, warga yang terkena banjir tidak bisa keluar rumah. Nelum ada bantuan yang diterima dalam dua hari terakhir dari pemerintah, warga masih bertahan di dalam rumah meski rumah dalam kondisi terendam banjir,” ujarnya, kemarin.

Sementara Kepala BPBD Kerinci, Dedi dikonfirmasi membenarkan bahwa, Kerinci saat ini tengah dilanda bencana alam sangat parah.

“Banjir tahun ini sangat parah ada puluhan desa yang terkena banjir. Kerugian akibat terkena banjir juga tidak sedikit, belum lagi tanah longsor,” jelasnya.

Longsor yang terjadi Minggu 31 Desember 2023 ini mengakibatkan, arus lalu litnas dari Sungai Penuh-Kayu Aro dan sebalik nya mengalami macet total hingga Senin 1 Januari 2024 pagi kemarin.

Sementara di Kabupaten Tebo, banjir juga melanda Desa Teluk Lancang, Kecamatan VII Koto, sejak Minggu 31 Desember 2023 malam.

Selain merendam rumah warga, sejumlah akses jalan penghubung antara Kabupaten Tebo dan daerah lainnya terputus.

Salah satunya adalah ruas jalan penghubung Kabupaten Tebo dengan Kabupaten Dhamasraya di Sumatera Barat

Banjir terlihat menggenangi ruas jalan tersebut sehingga membuat akses terputus. Di beberapa tempat banjir dilaporkan mencapai ketinggian 4 meter.

Berdasarkan keterangan Camat VII, Samsir, terjangan banjir merendam hingga 26 rumah, kemungkinan jumlah akan terus bertambah mengingat debit air yang terus mengalami kenaikan.

Camat mengatakan banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Batanghari yang mengalir dari Padang, Sumbar dan curah hujan yang cukup tinggi.

Akibatnya warga Desa Teluk Lancang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena rumah mereka dipenuhi air setinggi empat meter.

Mereka dievakuasi dengan menggunakan perahu karet. Beberapa warga yang memiliki rumah dua lantai memilih bertahan.

“Ada 26 rumah dan sejumlah sekolah yang ikut terendam,” ujar camat. Samsir mengatakan lokasi tersebut memang rawan banjir saat Sungai Batanghari meluap.

Dia mengimbau kepada warga yang tinggal di bantaran sungai untuk waspada karena luapan air bisa kembali datang.(sap/wan/zen)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan