Di Balik Fenomena Flexing: Apa Penyebab Sebenarnya?

ilustrasi fenomena flexing --
Dengan demikian, perilaku flexing dapat dianggap sebagai upaya menutupi kekurangan harga diri melalui pencitraan agar orang lain terkesan.
Sebuah studi berjudul The Psychological Dynamics of Flexing Behavior Among College Students (2022) juga menunjukkan bahwa flexing dilakukan untuk memperoleh rasa hormat, pengakuan dari kelas sosial yang lebih tinggi, atau untuk menunjukkan keberhasilan dibanding orang lain.
BACA JUGA:Tips Ampuh Tingkatkan Imunitas Tubuh, Sehat Hadapi Aktivitas Padat dan Cuaca Tak Menentu
BACA JUGA: Kuasa Hukum Wendy: IUP-P PT PAL Tidak Bodong
Temuan ini memperkuat pandangan bahwa motif di balik flexing bersifat kompleks dan berlapis. Selain faktor psikologis, tekanan sosial juga berperan besar.
Lingkungan yang menjunjung tinggi status, penampilan, dan gaya hidup mewah sering kali mendorong seseorang untuk menampilkan citra keberhasilan, bahkan ketika kondisi ekonominya tidak sesuai dengan yang ditampilkan.
Pada akhirnya, flexing merupakan hasil pertemuan antara faktor psikologis, sosial, dan budaya digital.
Meski di satu sisi dianggap wajar sebagai bagian dari gaya hidup modern, perilaku ini juga membawa risiko, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. (*)
BACA JUGA:Bupati Fadhil Arief Canangkan Penanaman Perdana Padi di Desa Jelutih
BACA JUGA:Unja Resmikan Graha Singedekane dan Graha Kemas Mohamad Saleh