Asam Lambung Tak Lagi Identik dengan Usia Tua, Ini Alasannya Anak Muda Rentan

Asam Lambung Tak Lagi Identik dengan Usia Tua, Ini Alasannya Anak Muda Rentan--
Kesalahpahaman umum di masyarakat, kata Deray, adalah anggapan bahwa asam lambung naik karena produksinya berlebihan.
Padahal, justru sebaliknya banyak kasus refluks terjadi karena produksi asam lambung yang terlalu sedikit (hipoklorhidria).
BACA JUGA:Wali Kota Jambi Tinjau Z Corner, Sentra UMKM Baru Bantuan Baznas RI
BACA JUGA:Lesti Kejora Hamil Anak Ketiga, Rizky Billar Sebut Kebobolan tapi Sudah Dapat Lampu Hijau Dokter
Saat asam lambung kurang, katup antara lambung dan kerongkongan melemah dan gagal menutup rapat.
Akibatnya, asam yang ada di lambung naik ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi terbakar di dada.
Fenomena ini juga dapat diamati saat bulan Ramadan. Meski umat Muslim berpuasa hingga 12 jam lebih tanpa makan dan minum, keluhan asam lambung justru jarang terdengar.
Menurut Deray, hal ini terjadi karena perbedaan cara pandang. Puasa dipersepsikan sebagai ibadah yang menyehatkan dan memperkuat iman, bukan sebagai penderitaan.
BACA JUGA:Pasar Angso Duo Jambi Mencekam, Seorang Pria Ditikam di Area Toilet Diduga karena Cemburu
BACA JUGA:Pol Espargaro Gantikan Vinales
Pikiran positif membuat tubuh tetap rileks, sehingga sistem pencernaan pun bekerja normal.
Sebaliknya, di luar Ramadan, banyak orang justru menanamkan sugesti negatif saat melewatkan makan seperti “saya pasti lemas” atau “asam lambung saya naik.”
Pikiran tersebut akhirnya benar-benar memicu reaksi fisik sesuai keyakinan yang dibangun.
Kekurangan asam lambung juga dapat menyebabkan berbagai gangguan lain, seperti sulit mencerna protein, perut kembung, malnutrisi meski makan cukup, serta defisiensi vitamin B12, zat besi, dan kalsium.
BACA JUGA:Olahraga Raket yang Jadi Gaya Hidup Baru