Garuda Muda Membidik Olimpiade Paris 2024

Gelandang Indonesia #07 Marselino Ferdinan melakukan selebrasi bersama rekan satu timnya setelah mencetak gol pertama timnya melalui tendangan penalti dalam pertandingan Grup A Piala Asia AFC U23 melawan Yordania.-ANTARA-Jambi Independent

Ia lalu meminta bola yang sedang dibawa Marselino dan setelah bola itu diberikan, Ridho menyontek si kulit bundar dengan pelan kepada Witan Sulaeman yang mengelabui kawalan bek Daniel Afaneh.

Witan yang menemukan ruang terbuka di belakang pertahanan Yordania tanpa berlama-lama berpikir. Dengan posisi siap menembak, ia dengan tembakan kaki kiri first time ala Lionel Messi, menghujam gawang kiper Ahmad Al-Junaidi untuk kedua kalinya dan menutup keunggulan dua gol Indonesia di babak pertama.

BACA JUGA:Warga Muaro Jambi Diimbau Tetap Waspada Status Siaga Darurat Bencana Dicabut

BACA JUGA:TPU Berkah Bisa Tampung 7000 Makam Pemkab Tanjabbar Berikan Gratis untuk Masyarakat

Di babak kedua, Indonesia menunjukkan mental pemenang dengan tidak lantas bertahan total ketika sedang unggul dua gol, tetapi malah mencari gol ketiga untuk kill the game.

Permainan kombinasi kembali terlihat pada gol ketiga Garuda Muda yang diciptakan Marselino dimana pemain KMSK Deinze itu melakukan kombinasi umpan satu dua dengan Witan sebelum memperdaya kiper Ahmad Al-Junaidi untuk ketiga kalinya.

Indonesia sempat kecolongan melalui gol bunuh diri Justin Hubner yang tidak sengaja membelokkan tendangan keras pemain Yordania. Namun, Komang Teguh yang menjadi pahlawan di laga kedua melawan Asutralia, kembali selalu ada ketika dibutuhkan.

Komang menyambut umpan lemparan ke dalam Pratama Arhan untuk membawa Indonesia menang 4-1 dan mengucapkan selamat tinggal kepada Yordania.

BACA JUGA:Jadi Tidak Bisa Berenang, Ini Karakter One Piece yang Memakan Buah Iblis Secara Tak Sengaja

BACA JUGA:Pj Bupati Bachyuni Hadiri Rakor Sinergi dan Penguatan Pemberantasan Korupsi Bersama KPK RI

Apa yang ditampilkan Garuda Muda pada laga melawan Yordania, sangat memanjakan mata pencinta sepak bola di Tanah Air bangga melihat tim nasional bermain sepak modern, dengan bulid up tenang dari belakang, pandai eksploitasi ruang kosong, pressing kolektif, disiplin posisi, dan banyak kombinasi tiga sampai empat pemain.

Shin Tae-yong benar-benar merancang strategi permainan yang seusai kapasitas pemain-pemain Indonesia yang banyak tak mempunyai tinggi ideal dan body besar sebagai seorang pesepak bola seperti di Eropa.

Maka, tak ada lagi saat ini yang namanya bermain hanya mengandalkan umpan lambung asal sampai ke depan, berharap para striker kita menang duel dan lini tengah memenangkan second ball.

Tak ada lagi juga panik ketika di-press lawan dan tak ada lagi juga dribble tidak jelas yang berujung kehilangan bola.

BACA JUGA:Ini Jadwal Pendaftaran anggota PPK dan PPS di Kabupaten Bungo

Tag
Share