JAMBIKORAN.COM - Arca Buddha yang diperkirakan berasal dari abad ke-7 atau 8 masehi di temukan oleh tim peneliti di Situs Peninggalan Arkeologi Bukit Choras, Yan, Kedah, Malaysia.
Peneliti-peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Global (PPAG) dan Universitas Sains Malaysia (USM), menurut keterangan Departemen Warisan Nasional dari Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia (MOTAC), diperoleh di Kuala Lumpur, Jumat.
Mereka telah menemukan arca tersebut saat melakukan penelitian tahap III yang berlangsung sejak 21 April hingga 21 Mei 2024.
Arca Buddha berukuran manusia dalam posisi duduk bersila itu terbuat dari stuko campuran kapur, air dan pasir, ditemukan di dinding utara Candi Bukit Choras.
BACA JUGA:Israel Dikritik karena Melepaskan Anjing ke Tahanan Palestina
BACA JUGA:21 Warga Palestina Tinggalkan Gaza untuk Perawatan Medis di Luar Negeri
Berbeda dari penemuan di tahap I dan II, patung tersebut ditemukan lengkap dengan kepala dan ciri ikonografi seperti jubah, ekspresi wajah dan pakaian terlihat jelas.
Para peneliti juga menemukan prasasti Sanskerta yang terpahat pada badan batu serta pecahan tembikar tanah. Hingga tahap III penelitian sudah ditemukan tiga prasasti.
Prasasti yang baru ditemukan itu memuat mantra Sagaramatipariprccha, bercerita tentang ajaran Buddha yang berkaitan erat dengan kekosongan, sebab-akibat dan sifat-sifat yang dimiliki Buddha, sama seperti isi prasasti yang ditemukan di penelitian tahap I.
Penelitian arkeologi tahap III juga telah mengungkap struktur bangunan pada dinding utara dan barat candi sehingga terlihat jelas struktur induk bangunan yang memiliki arsitektur unik.
BACA JUGA:Trailer Resmi Film Horor 'Sakaratul Maut' Dirilis, Siap Tayang 1 Agustus 2024
Studi stratigrafi, pemetaan kontur, dan dokumentasi yang lebih cermat dilakukan terhadap struktur candi dan ditemukan blok-blok laterit.
Sebagai tindakan pengamanan dan penelitian lebih lanjut, arca Buddha itu dibawa keluar dari situs di Situs Bukit Choras dan ditempatkan sementara di laboratorium Pusat Penelitian Arkeologi Global, USM untuk pekerjaan konservasi yang komprehensif.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia Roslan Abdul Rahman dalam keterangannya kepada media mengatakan relik itu diperkirakan berasal dari abad ke-7 atau 8 masehi sehingga diperkirakan lebih tua usianya dibanding penemuan di Angkot Wat, Kamboja, maupun di Borobudur, Indonesia.