Salah seorang dari rombongan tersangka kemudian berteriak ada yang membawa samurai, sehingga mereka pun kembali ke wilayah Jambi seberang.
BACA JUGA:Pelatih dan Atlet Disabilitas Terima Bonus dari Bupati Romi, Bentuk Apresiasi Pemkab Tanjab Timur
BACA JUGA:Pj Bupati Raden Najmi Hadiri HUT Bhayangkara ke-78
Kemudian, teman-teman korban mendapati kedua korban telah mengalami luka-luka, dan membawa kedua korban kembali ke arah ancol, menuju ke pintu masuk jembatan Gentala Arasy.
Dalam rekonstruksi tersebut, setidaknya terdapat 16 reka adegan yang dijelaskan dalam kasus pembunuhan tersebut. Rekonstruksi dihadiri oleh keluarga dan penasihat hukum keluarga korban, dan keluarga serta kuasa hukum keluarga tersangka.
Jumainah, ibu kandung Raditya Saputra, korban meninggal, pada Senin, 1 Juli 2024 mengatakan bahwa, dirinya berharap para pelaku dapat diadili seadil-adilnya.
“Kalau memang salah, Yo harus dihukum seadil-adilnyo, katonyo ado yang belum dihukum ado yang dilepasin, tersangka utama belum ditangkap, orang yang di pompong dak di tangkap, pompongnyo bae yang diamankan, ” ungkapnya dengan logat bahasa daerah.
BACA JUGA:Terkendala Jaringan Internet, Sosialisasi Identitas Kependudukan Digital
BACA JUGA:Mukti Ajak Semua Pihak Tertibkan Kota Bangko
Selain itu, korban Bintang Yolanda saat diwawancarai awak media, mengatakan bahwa, menurutnya pada rekonstruksi saat awal dikeroyok tidak sesuai dengan saat peristiwa tersebut terjadi
“Bagi kami yang pas awal dikeroyok nian tu dak do ngebuk sekali-sekali, mangkonyo kami dak sadar dari situ, tapi mereka bilang cuma gebuk sekali-sekali,” tuturnya.
Bintang mengatakan bahwa awal dirinya tidak sadar diri bukan saat di pompong, tapi saat awal dikeroyok dirinya sudah tidak sadarkan diri.
“Kalo kami kan awal dak sadarnyo bukan pas di pompong itu, tapi pas awal digebuk itu sudah dak sadar,” sebutnya. (eri/ira)