Feri menjelaskan, pada fitur nego yang diberlakukan oleh Grab yakni Rp3.500 untuk motor, dan Rp8.000 untuk mobil. Tarif tersebut dinilai tidak sesuai dengan biaya ban, oli motor, dan lainnya.
BACA JUGA:Gara-Gara Sakit Hati, Warga Mestong Dibacok Rekan Sendiri
BACA JUGA:Putusan MK Mengubah Konstelasi Politik Pilkada 2024
“Sementara di konsumen bukan segitu yang diterapkan, kami minta naikkan biaya itu sesuai dengan tarif, sebenarnya bisa dimatikan sendiri dari aplikasi driver. Cuma tidak semua driver memahami kalkulasi uang, mereka taunya jumlah orderan gacor,” ungkapnya.
“Makin hari makin menyiksa driver, tarif driver turun, insentif/bonus hilang, fitur orderan slot mengacau, tambah lagi grabbike nego tarif tidak masuk akal,” lanjutnya.
Selanjutnya, Anton Pusako 4, perwakilan dari pihak resto di GrabFood, saat diwawancarai awak media mengatakan bahwa, pihaknya menuntut ketidakjelasan dari pihak Grab, terkait biaya iklan yang langsung dibebankan ke pihak resto, tanpa adanya persetujuan dari pihak resto, biaya tersebut mencapai Rp400 ribu.
“Kemudian uang Grab yang semula masuknya jam 5 atau 6 pagi setiap hari, sudah berhari-hari tidak dibayarkan kepada pihak resto, sampai 2 hari 3 hari, sementara kita butuh membayar tagihan pasar,” tuturnya.
BACA JUGA:Jangkau 82,9 Juta, Penerima Program Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Dampak Positif Pembukaan Jalan oleh TMMD
Sementara itu, pihak Grab sendiri enggan memberikan tanggapannya perihal aksi para ojol tersebut.(eri/zen)