Di tengah maraknya penggunaan gadget di kalangan anak-anak, Kampoeng Dolanan hadir dengan konsep ngabuburit unik yang mengajak anak-anak kembali ke permainan tradisional.
Pada 9 Maret 2025, acara bertajuk Marhaban Ya Dolanan digelar di RT 1 Kelurahan Simokerto, Jalan Kenjeran, Surabaya. Acara ini menjadi ajang bagi anak-anak untuk menikmati waktu menjelang berbuka puasa dengan cara yang lebih aktif dan menyenangkan.
Alih-alih terpaku pada layar gawai, anak-anak diajak bermain menggunakan sarung sebagai alat utama. Salah satu permainannya adalah Uncal sarung, di mana sarung digulung kemudian dilempar dan ditangkap kembali.
Ada juga Buntut Kethek, permainan yang mengharuskan pemain mengikat sarung di pinggang dengan kain tambahan sebagai ekor. Tantangannya adalah mempertahankan ekor sendiri sambil berusaha mencabut ekor lawan.
BACA JUGA:Fenomena Mendadak Religius Saat Ramadan
BACA JUGA:Cara Ampuh Mengatasi Sembelit saat Puasa Ramadan
Selain itu, anak-anak dapat membuat Boneka Sarung dengan mengikat ujung-ujung sarung hingga menyerupai bentuk tubuh dan kepala, yang kemudian digunakan untuk bermain peran atau bercerita.
Terakhir, ada Uncal Bola Sarung, di mana sarung dibentuk menjadi bola dan dimainkan secara tim. Dua anak memegang sarung lain untuk melempar bola sarung ke tim berikutnya, menciptakan permainan yang seru dan interaktif.
Permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi cara efektif untuk membangun kebersamaan dan mempererat interaksi sosial.
Mustofa Sam atau disapa Cak Mus selaku Founder Kampoeng Dolanan mengungkapkan bahwa penggunaan sarung yang sering dikaitkan dengan pertikaian atau perkelahian di kalangan remaja.
Melalui permainan dengan sarung, anak-anak diajak untuk menggunakan sarung sebagai sesuatu yang bisa dimanfaatkan secara positif. Menunjukkan bahwa benda itu bisa menjadi alat permainan yang seru.
"Kami ingin mengajak anak-anak untuk menikmati bulan suci Ramadan dengan hak mereka untuk bermain. Dengan permainan tradisional, mereka bisa tetap aktif tanpa bergantung pada gadget," ujar Cak Mus.
Permainan yang dimainkan dalam kegiatan ini berlangsung di RT 1 RW 2, melibatkan anak-anak dari berbagai usia, mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Pertama.
Sementara itu, para siswa Sekolah Menengah Atas dan mahasiswa yang turut serta dalam acara itu berperan sebagai volunteer atau fasilitator yang membantu jalannya kegiatan.
Tak hanya anak-anak, acara ini juga melibatkan orang tua dengan menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis oleh rumat.id. Kegiatan itu mencakup cek gula darah dan penyuluhan tentang diabetes yang menyasar para bapak dan ibu.