Selain itu, itikaf atau berdiam diri di masjid juga menjadi amalan yang banyak dilakukan oleh umat Islam. Terutama di sepuluh malam terakhir Ramadan.
Dengan beribadah secara khusyuk dan menjauhi gangguan duniawi, seseorang dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Lebih dari sekadar malam penuh keberkahan. Lailatul Qadar mengajarkan nilai kesabaran, keikhlasan, dan ketekunan dalam beribadah.
Malam itu juga menjadi pengingat bahwa kesempatan untuk memperoleh ampunan selalu terbuka bagi mereka yang bersungguh-sungguh mencarinya.
Bagi sebagian orang, malam tersebut menjadi momen refleksi atas perjalanan hidup yang telah dilalui. Serta kesempatan untuk memulai lembaran baru dengan hati yang lebih bersih.
Keberkahan Lailatul Qadar tidak hanya dirasakan dalam bentuk pahala. Tetapi juga dalam ketenangan batin. Serta keyakinan bahwa setiap doa yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan.
Malam Lailatul Qadar tetap menjadi misteri yang hanya bisa ditemukan oleh mereka yang bersungguh-sungguh mencarinya.
Dengan memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir, seseorang dapat meningkatkan peluang untuk meraih kemuliaan yang ada di dalamnya.
Di balik keistimewaan malam itu, terdapat pesan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, memperbaiki diri, dan meraih keberkahan yang tidak ternilai harganya. (*)