JAKARTA - Amerika Serikat mengumumkan pemangkasan tarif atas paket kecil yang dikirim dari Tiongkok daratan dan Hong Kong ke AS, dari 120 persen menjadi 54 persen.
Langkah ini diumumkan beberapa jam setelah Washington dan Beijing sepakat melakukan jeda 90 hari dalam perang dagang mereka.
Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memangkas setengah tarif tersebut, yang sebelumnya diberlakukan awal bulan ini guna menutup celah "de minimis", ketentuan yang memungkinkan barang bernilai rendah masuk ke AS tanpa membayar bea impor.
Pengecualian de minimis—berasal dari istilah Latin yang berarti "tidak signifikan" memungkinkan barang kiriman dari luar negeri dengan nilai hingga $800 masuk ke AS bebas bea dan tanpa pemeriksaan ketat.
BACA JUGA:Melarikan Diri
BACA JUGA:Panasonic akan PHK 10 Ribu Karyawan, Kadin Perjuangkan Lapangan Kerja Baru
Aturan ini mendorong lonjakan perusahaan fesyen cepat (fast fashion) seperti Shein dan Temu yang mengirim barang langsung dari Tiongkok.
Pada Februari, Presiden AS mulai menutup celah ini dengan menetapkan tarif 120 persen dari nilai paket atau tarif tetap $100 per 2 Mei.
Kini tarif itu akan diturunkan menjadi 54% mulai Rabu. Biaya tetap $100 tetap berlaku, tetapi rencana kenaikan menjadi $200 pada Juni dibatalkan.
Pengumuman ini datang setelah Trump menyebut adanya reset total dalam hubungan AS-Tiongkok, di mana kedua negara sepakat menurunkan total tarif satu sama lain sebesar 115 poin persentase, menjadi masing-masing 30 persen dan 10 persen.
"Mereka setuju untuk membuka Tiongkok," klaim Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Senin (12/5).
Meski saham Wall Street langsung melonjak pascapengumuman, prospek pembukaan pasar pada Selasa justru menunjukkan penurunan, sementara saham Eropa naik tipis.
Analis senior Swissquote Bank, Ipek Ozkardeskaya mengatakan, ketidakpastian setelah jeda 90 hari akan membuat banyak perusahaan bersikap hati-hati dan menunda keputusan investasi, hingga ada gencatan senjata yang lebih permanen.
Kebijakan perdagangan de minimis diperkenalkan sejak 1930-an agar pelancong AS dapat membawa barang senilai hingga $5 tanpa mendeklarasikannya di bea cukai.
Namun, belakangan ini kebijakan tersebut menuai kritik dari anggota parlemen baik dari Partai Demokrat maupun Republik.