JAMES CAMINO
Dahlan iskan--
Lalu saya cicipi nasi uduknya. Juga lezat. Tempenya. Tahunya. Bihunnya. Semua enak sekali. Tak terasa semua makanan itu ludes!
Sorenya, sepulang dari ruang pengadilan tempat Donald Trump disidangkan, saya bertemu James. Di Queens. Makan malam. Di resto Bamboo --milik wanita alumni St. Louis Surabaya.
BACA JUGA:Jokowi Pastikan Stok Beras Aman Jelang Hari Raya Idul Adha
BACA JUGA:Elon Musk Dikabarkan Akan Bertemu Presiden Jokowi di Bali
“Hi James. Benarkah itu Anda yang masak? Saya gak percaya. Enak luar biasa", kata saya.
"Masak, menciptakan lagu, dan merancang desain arsitektur itu sama. Harus pakai hati," jawab James.
Sialan. Jawaban itu enak sekali untuk dikutip sebagai direct quotation. Wartawan suka dengan jawaban seperti itu, hanya kadang diabaikan.
Di samping mencipta lagu James Anda sudah tahu: ia seorang arsitek. Masuknya di ITB, lulusnya di Taruma Negara.
BACA JUGA:Ini Dia Makanan dan Minuman Penyebab Kolesterol Tinggi, Cek Apa Saja
BACA JUGA:Apasih Alasan Para Zodiak Suka Begadang ? Ini Penjelasannya!
Masakan, lagu dan desain arsitektur itu harus saling menyempurnakan. Hilang salah satunya hidup tidak akan lengkap. Itu masih kata-kata James.
"Makanan untuk kenikmatan mulut. Lagu untuk kenikmatan telinga. Desain arsitektur untuk kenikmatan mata," kata James.
Tapi kenapa suka di dapur?
"Tempat yang paling hangat adalah di dapur," jawabnya. Saya pun terbahak. Benar sekali. Apalagi di musim dingin.
BACA JUGA:Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP Minta KPU Legalkan Politik Uang Dalam Pilkada 2024