JAMES CAMINO
Dahlan iskan--
"Masih sekitar 40 orang di depan saya".
"Itu mah pendek. Cepat," jawabnya.
BACA JUGA:BNPB Ingatkan Masyarakat Memitigasi Bencana Perubahan Iklim
BACA JUGA:Habiskan Rp 1,57 T, Jokowi Sah Resmikan Bendungan Ameroro di Sulawesi Tenggara
Giliran saya pun tiba. Tidak sampai 5 menit di loket imigrasi. Tidak pakai periksa sidik jari dan jempol. Hanya satu pertanyaan: akan berapa lama tinggal di Amerika.
"Sudah beres," tulis saya ke WA Lia.
"Semoga antre ambil bagasinya cepat," jawab Lia.
"Saya tidak punya bagasi. Bisa langsung keluar".
BACA JUGA:Kenali Red Flag Setiap Zodiak, Ada Libra yang Suka Gonta-ganti Pasangan Loh (Part 2)
BACA JUGA:Bappenas Ungkap Hasil Evaluasi Integrasi Program P3KE Tahun 2023
Saya memang hanya menyeret tas kecil. Ini memasuki musim panas. Tidak perlu banyak bawa baju tebal. Hanya bawa satu oleh-oleh kopi Gayo Aceh untuk John Mohn.
Dari jauh saya lihat Lia. Dia bawa tentengan tas kresek besar. Saya lambaikan tangan. Dia juga melambai. Setelah pelukan selamat datang dia menyerahkan tas kresek itu.
"Ini makan malam Anda," kata Lia.
"Kok banyak sekali?"
BACA JUGA:Al Haris Sebut UT Pelopor Pendidikan Jarak Jauh dan Merdeka Belajar