All Eyes on Rafah, Semua Mata Tertuju Pada Rafah

Poster #AllEyesOnRafah yang sedang ramai-Nurdiana Wanti-Jambi Indepedent

Saat ini di sosial media sedang ramai membicarakan Rafah, salah satu daerah yang ada di Palestina. Semua orang ramai menggunakan hastag #AllEyesOnRafah, hastag ini menggema di berbagai sosial media.

Salah satu bentuk menunjukkan kepedulian, rasa empati, dan secara tidak langsung berjuang untuk menghentikan genosida yang terjadi di sana.

Banyak penduduk yang tewas, akibat serangan dari Israel. Dilansir dari postingan narasinewsroom di instagram. Bahwa petugas kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel di Kota Rafah, Gaza Selatan, menewaskan sebanyak 35 orang pada hari Minggu kemarin, tanggal 26 Mei 2024.

Serangan tersebut menghantam tenda-tenda pengungsi di Rafah. Otoritas Kesehatan Gaza menginformasikan bahwa, perempuan dan anak-anak lah yang merupakan korban terbanyak yang tewas, dan puluhan lainnya terluka.

BACA JUGA:Hotman, Kuasa Hukum Vina Tanyakan Keberadaan Motor Pegy

BACA JUGA:Polda Jambi dan Jajaran Polres Amankan 199 Orang Penyalahgunaan Narkotika,149 Lanjut ke Proses Hukum

Menurut laporan Reuters, Senin 27 Mei 2024, militer Israel (IDF) mengklaim, yang diserang angkatan udaranya adalah kompleks Hms di Rafah, dan serangan dilakukan dengan amunisi tepat serta data intelijen yang tepat.

Serangan ini terjadi meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan putusan yang memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah.

Namun putusan tersebut tidak diindahkan oleh Israel, mereka tetap menyerang pengungsi di sana, setelah 48 jam lalu putusan tersebut dibuat. Bahkan ramai di sosial media, mengatakan bahwa pengungsi yang selamat melihat kekejian Israel, yaitu keluarga mereka yang terbakar hidup-hidup di depan mata mereka.

Selain itu banyak anak-anak yang menjadi korban, “5 bayi dipenggal. Kepala mereka terputus dan tubuh terbakar. Ayah mereka mengangkat tubuh tanpa kepala itu, agar seluruh dunia melihatnya.

Hari ke-231 sejak Palestina diserang, adalah salah satu hari yang paling berdarah dan paling gelap dari seluruh pembantaian ini – dan masih begitu banyak dari Anda, terlalu banyak dari Anda, belum mengucapkan satu kata pun. Hanya iman yang menjaga kita setiap hari dari kehancuran,” ungkap Khaled Beydoun, salah satu Professor Hukum di Wayne State Univesity, dan seorang penulis buku American Islamophobia: Understanding the Roots and Rise of Fear.

BACA JUGA:Chico Aura Tampil Gemilang, Lolos ke Babak 16 Besar Singapore Open 2024

BACA JUGA:Dejan/Gloria Lolos ke Babak Kedua Singapore Open 2024

Ia kerap kali memposting tentang keadaan penduduk Palestina, di akun instagram pribadinya. Salah satu bentuk kepedulian, dan matanya yang tertuju kepada Rafah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan