Garin Nugroho Hadirkan Pesona Bali 1930-an dalam Film Bisu 'Samsara'

Poster film bisu hitam putih berjudul "Samsara" karya Sutradara Garin Nugroho.--

JAMBIKORAN.COM - Sutradara Garin Nugroho sukses membawa warna baru dalam industri perfilman Indonesia.

Sebelumnya Garin berhasil sukses dengan “Setan Jawa” yang tayang pada 2017 lalu, dan tahun ini ia menghadirkan film bisu hitam-putih bernama “Samsara”. 

Da kali ini adalah sebuah film yang menggabungkan unsur film, unsur teater, dan unsur seni tradisi.

Meski film yang diperankan oleh Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett ini dikatakannya sebagai film horor, namun penikmat film tidak perlu khawatir karena filmnya sendiri lebih terasa seperti ‘menyelami’ kekayaan budaya Bali sambil menelusuri indahnya alam pada masa itu melalui gaya sinematiknya yang tak biasa.

Pasalnya, baik Garin maupun para pemain semua kompak banyak mencari referensi dari kehidupan Bali di tahun 1930-an. 

BACA JUGA:Jenis Sapi Potong Terbaik untuk Kurban Tahun 2024

BACA JUGA:Basuki Akui Sanggup Pimpin IKN Sekaligus PUPR Secara Bersamaan

Mulai dari foto masyarakat yang hidup pada waktu itu, kegiatannya, buku-buku sampai kunjungan komedian Charlie Caplin ke sana yang secara realistis dapat membangkitkan imajinasi mereka untuk menyorot keindahan Bali.

Berkat semua referensi itu, penonton dapat melihat rimbunnya hutan sambil menikmati indahnya aliran sungai yang jernih dan dikelilingi dedaunan. 

Dengan mendetil, ditambahkan pula sejumlah pohon kelapa yang berdiri dengan kokoh di beberapa adegan.

Beranjak ke pedesaan tempat Darta (Ario Bayu) tinggal, walaupun digambarkan sebagai warga miskin kala itu, suasana pedesaan cukup hangat dan penuh dengan kegembiraan.

Rakyatnya suka menari baik dengan gaya tubuh yang gemulai nan cantik ataupun yang mengenakan topeng karakter. 

Dari segi pakaian pun, pemain yang memerankan warga lokal mengenakan pakaian tradisional.

BACA JUGA:MK Diskualifikasi Caleg Golkar Erick Hendrawan karena Tak Umumkan Status Eks Napi

Tag
Share