Sembahyang Rebutan

Dahlan iskan--

SENAM itu sudah ditunda setengah jam. Belum juga memenuhi kuorum. Perusuh Disway Pontianak belum ada yang datang. Padahal tanpa mereka kurang seru. 

Senam pun dimulai. Kebetulan hujan yang turun sejak sebelum subuh baru saja reda. Lebih 100 karyawan BPN Kalbar juga sudah tiba --dipimpin langsung Kepala BPN-nya, Dr Andi Tenri Abeng. Merekalah penyelenggara senam itu: untuk merayakan hari kemerdekaan. 

Tidak akan saya ceritakan peristiwa malam sebelumnya. Saat pesta durian. Ini memang belum musim durian di Pontianak. Tapi raja durian tidak hanya tumbuh di sekitar Pontianak. 

Masih ada durian raja diraja di Kalbar. Ia tumbuh di perbatasan dengan Serawak. Namanya: Durian Balai Karangan. Lebih hebat dari raja mana pun. 

BACA JUGA:Zulkifli Hasan Kembali Pimpin PAN, Targetkan Posisi Ketiga di Pemilu 2029

BACA JUGA:Simak! Ini 7 Website Belajar Soal CPNS 2024

Selesai senam saya bergegas ke bandara. Ini musim padat penumpang. Banyak orang Tionghoa asal Pontianak pulang kampung. 

"Ini kan hari raya Cingbing. Banyak orang ke makam,” ujar sahabat Disway di Pontianak. Ia orang Melayu. Tidak begitu paham budaya Tionghoa. 

"Ini ramai bukan karena Cingbing," kata saya. 

"Cingbing," tukasnya sok tahu. 

BACA JUGA:Balaskan Kematian Komandan Senior,320 Rudal Katyusha Hizbullah Meluncur ke Israel

BACA JUGA:Intip Bocoran Spesifikasi iPhone 16 yang Dikabarkan Bakal Rilis September 2024

"Ini hari raya Rebutan," kata saya. 

Tentu saya tahu itu. Tiap tahun saya diundang sembahyang hari raya Rebutan. Hari itu pun saya buru-buru ke bandara terkait dengan hari raya Rebutan. Kali ini saya sudah menyanggupi untuk hadir. 

Tag
Share