Tumit Zaytun

Dahlan iskan--

Kini Syekh sudah aktif kembali di Al Zaytun –termasuk jalan kaki lagi 20.000 langkah di sana. 

Khusus hari Selasa kemarin orang tua santri punya dua pilihan olahraga: jalan kaki atau senam bersama saya dan tim dari Surabaya. 

BACA JUGA:Dekranasda Muaro Jambi Kirim Perajin ke Kriya Nusa 2024 di Jakarta

BACA JUGA:Pelatih Brighton Berharap Cedera Matt O'Riley Tidak Parah

Di antara 1.800 orang tua santri yang hadir banyak yang pilih jalan kaki. Senam kami tidak seberapa laku: hanya sekitar 400 orang yang ikut goyang-goyang badan. Itu pun sudah termasuk santri dewasa. 

Saya agak sulit memberi contoh gerakan senam gaya khusus ini. Hari masih gelap. Mereka sulit melihat Nicky dan saya yang lagi di atas panggung. 

Sesaat kemudian fajar mulai menyingsing. Goyang masal pun riuh. 

Jadwal olahraga itu sangat dini agar tidak mengganggu puncak acara milad: pukul 08.00. 

BACA JUGA:Tanjab Timur Kekurangan Ratusan ASN, Banyak yang Masuk Masa Pensiun

BACA JUGA:Liverpool Resmi Datangkan Kiper Georgia Giorgi Mamardashvili

Lokasi puncak acara di dalam Masjid Rahmatan Lil Alamin yang masih baru. Belum sepenuhnya jadi, tapi sudah nyaris selesai. 

Kubahnya yang berwarna keemasan sudah tampak menguning dari jauh: kubah itu bukan terbuat dari emas tapi benar-benar disemprot dengan lapisan emas. 

Hanya pilihan warnanya tidak murni persis warna emas seperti masjid Kubah Emas di Depok. Di Al Zaytun warna emas itu dibuat sedikit lebih kuning tua. 

Masjid ini tinggi sekali. Tujuh lantai. Tingginya 99 meter. Menaranya lebih tinggi lagi: 34 lantai, 201 meter. 

BACA JUGA:Hansi Flick: Tugas Barcelona Masih Jauh dari Selesai

Tag
Share