Alasan Utama Gen Z Mengandalkan ChatGPT untuk Curhat
![](https://jambiindependent.bacakoran.co/upload/14f46bb550a801254d7444f1c615d750.jpg)
--
Dengan begitu, AI tidak hanya menjadi sumber informasi. Tetapi juga pendengar yang setia.
Tekanan sosial dan tuntutan zaman sering kali membuat seseorang merasa kesulitan untuk berbicara secara terbuka.
Media sosial yang seharusnya menjadi wadah ekspresi, justru terkadang menambah beban mental karena adanya ekspektasi dan standar tertentu. Dalam kondisi seperti itu, ChatGPT hadir sebagai ruang aman.
Tanpa perlu memperkenalkan diri atau merasa canggung, siapa saja bisa langsung berbagi cerita. Tidak ada interupsi, tidak ada penilaian, dan yang paling penting, tidak ada konsekuensi sosial.
Bahkan ketika seseorang hanya ingin didengar tanpa mencari solusi, AI bisa berperan sebagai teman yang memberikan respons empatik dan validasi perasaan.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Komunikologi: Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi dan Sosial, menemukan bahwa remaja awalnya menggunakan ChatGPT untuk bersenang-senang. Tetapi kemudian mulai mengandalkannya sebagai tempat berbagi keluh kesah.
Faktor-faktor seperti rasa aman, anonimitas, dan ketersediaan 24 jam membuat AI menjadi sumber dukungan emosional yang mudah diakses.
Namun, penelitian itu juga menyoroti potensi dampak negatif. Seperti isolasi sosial dan ketergantungan emosional pada teknologi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa semakin banyak generasi muda, khususnya Gen Z, yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai teman curhat.