Bitcoin Berjuang di Bawah 100.000 Dolar AS Pasca Peretasan Bybit

Ilustrasi - Mata uang kripto. -(ANTARA/HO-LEEDXS) -
JAKARTA – Harga Bitcoin (BTC) masih berjuang untuk menembus angka psikologis 100.000 dolar AS setelah adanya peretasan besar-besaran yang melibatkan platform perdagangan kripto Bybit.
Peristiwa ini memicu aksi jual yang tajam di pasar kripto, yang berdampak langsung pada harga Bitcoin.
Pada saat berita ini ditulis, harga Bitcoin tercatat 95.803 dolar AS per 1 BTC. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa harga Bitcoin sempat melonjak mencapai 98.940 dolar AS, namun kemudian mengalami penurunan tajam lebih dari 4.000 dolar AS, mencapai titik terendah di 94.800 dolar AS.
Penurunan harga ini menciptakan pola bearish engulfing, dan pasar kripto secara keseluruhan mengalami likuidasi lebih dari 600 juta dolar AS.
BACA JUGA:Ibu Menyusui Hati Hati Konsumsi Minuman Berpemanis Buatan
BACA JUGA:Dua Pencuri Gasak Motor Scoopy Terekam CCTV, Warga Perumahan Bumi Mayang Mangurai Resah
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah peretasan di Bybit yang mengakibatkan hilangnya sekitar 1,4 miliar dolar AS dalam bentuk Ethereum (ETH).
Insiden ini menjadi salah satu peretasan terbesar dalam sejarah kripto dan langsung mempengaruhi pasar, mengakibatkan Bitcoin kembali ke kisaran konsolidasi setelah sebelumnya mendekati angka 100.000 dolar AS.
Selain peretasan, faktor makroekonomi juga turut memengaruhi pergerakan harga Bitcoin. Data ekonomi terbaru menunjukkan adanya pelemahan di Amerika Serikat, dengan indeks manajer pembelian (PMI) sektor jasa berada di titik terendah dalam dua tahun terakhir.
Investor kini menantikan rilis data inflasi PDB dan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) yang dapat memberikan dampak lebih besar pada pasar.
BACA JUGA:Anak yang Terlambat atau Susah Bicara Mungkin Mengalami Gangguan Pendengaran
BACA JUGA:Rian D'Masiv Harapkan Penerapan Sistem Royalti yang Menyejahterakan Musisi dan Pencipta Lagu
"Angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mengurangi peluang pemangkasan suku bunga, sementara angka yang lebih rendah dapat memberi alasan bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya," kata Fyqieh.
Fyqieh juga menyebutkan beberapa data penting yang akan dirilis pekan ini, seperti keyakinan konsumen pada 25 Februari, data penjualan rumah baru pada 26 Februari, serta data PDB kuartal keempat pada 27 Februari.
Selain itu, laporan PCE bulan Januari yang akan dirilis pada 28 Februari diperkirakan akan menjadi indikator utama inflasi.
Pasar kripto juga dihadapkan pada pengaruh dari laporan pendapatan Nvidia yang dapat mempengaruhi aset kripto terkait kecerdasan buatan (AI), serta laporan pendapatan dari beberapa perusahaan penambang kripto besar, seperti Riot, Marathon, Bitdeer, Terawulf, dan Core Scientific.
BACA JUGA:Banjir Menahun Melanda Kota Jambi Warga Khawatir Kondisi Semakin Memburuk
BACA JUGA:PSSI Resmi Berhentikan Indra Sjafri
Meski begitu, pasar tetap terkonsolidasi pada level saat ini setelah dampak peretasan Bybit mereda.
Bitcoin turun tipis setelah jatuh di bawah 96.000 dolar AS pada sesi perdagangan Asia pada Senin pagi, dengan volatilitas yang tetap rendah sepanjang bulan ini. Ethereum, yang sempat terkena dampak, telah pulih sepenuhnya dan kembali berada di level 2.688 dolar AS.
Indikator teknikal menunjukkan tekanan bearish yang masih dominan, dengan Relative Strength Index (RSI) yang menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut.
Exponential Moving Average (EMA) 100 hari di 94.100 dolar AS menjadi level support penting, dan jika Bitcoin jatuh di bawah level tersebut, tekanan jual bisa meningkat.