Fenomena Power Abuse oleh Influencer

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Di era media sosial, influencer memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik dan memengaruhi perilaku masyarakat. Dengan jutaan pengikut, mereka kerap dianggap sebagai figur publik yang memiliki otoritas.
Namun, kekuasaan itu tidak selalu digunakan secara bijak. Isu penyalahgunaan kekuasaan (power abuse) oleh influencer semakin banyak ditemukan.
Apa Itu Influencer?
Influencer adalah individu yang memiliki jumlah pengikut signifikan di media sosial dan mampu memengaruhi opini atau perilaku audiensnya.
BACA JUGA:Prosedur Vasektomi Jadi Syarat Bansos?
BACA JUGA:Antara Butuh dan Penasaran, Menonton Review Barang yang Tidak Diperlukan
Influencer hadir dalam berbagai bidang. Mulai dari kecantikan, gaya hidup, hingga politik. Popularitas itu memberikan mereka ruang untuk menyampaikan pesan yang bisa berdampak besar bagi masyarakat.
Apa Itu Power Abuse?
Penyalahgunaan kekuasaan terjadi ketika seseorang yang memiliki wewenang atau pengaruh menggunakan posisinya untuk merugikan orang lain. Atau berupaya mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara yang tidak etis.
Dalam dunia influencer, bentuk penyalahgunaan itu bisa bermacam-macam. Mulai dari memanfaatkan pengikut, memengaruhi opini publik secara tidak jujur, hingga bersikap tidak adil terhadap rekan kerja atau anggota tim.
Penyalahgunaan kekuasaan tidak selalu terlihat secara jelas. Tindakan seperti merendahkan orang lain, menekan, memanipulasi, atau memaksa demi kepentingan pribadi termasuk dalam bentuk kekerasan simbolik. Itu sering kali tidak disadari atau dianggap “hal biasa” di industri hiburan dan dunia konten digital.
Bentuk Power Abuse yang Dapat Dilakukan oleh Influencer
Penyalahgunaan kekuasaan oleh influencer dapat muncul dalam berbagai bentuk:
- Manipulasi Audiens