Diplomasi Muda Indonesia Gaungkan Perdamaian Dunia di Majelis Publik Internasional Moskow
Teguh Imanullah, Ketua KNPI Perwakilan Rusia.-Ist/dokumentasi pribadi Teguh Imanullah.-
4. Budaya dan Dialog Antaretnis
Setiap tema diisi oleh pemuda Indonesia yang aktif dan berpengaruh, yakni Safina Lutfiah Zahro’, Rifki Kusuma Wardana, Athari Farhani, dan Teguh Imanullah.
BACA JUGA:Hati-Hati, 5 Jenis Ikan Ini Bisa Tinggi Kolesterol: Panduan Cermat Bagi Penderita Jantung
BACA JUGA:Makanan Berserat Tinggi yang Efektif untuk Turunkan Berat Badan
Ketua Badan Perwakilan KNPI di Rusia, Teguh Imanullah, menekankan pentingnya peran pemuda dalam membangun diplomasi akar rumput di tengah dinamika dunia multipolar dan perkembangan teknologi.
Menurutnya, kerja sama antarbangsa sebaiknya tumbuh dari hubungan masyarakat sebelum diformalkan menjadi kebijakan negara.
“Sudah saatnya anak muda Indonesia tampil di panggung internasional lewat diplomasi yang merakyat. Indonesia adalah contoh hidup dari multipolarisme terpadu, di mana keberagaman menjadi kekuatan,” ujar Teguh dalam pidato plenonya.
Dengan lebih dari 64 juta pemuda dan kekayaan budaya yang menyatu dalam NKRI, Indonesia memiliki posisi strategis untuk menunjukkan bahwa harmoni dalam keberagaman adalah solusi global.
BACA JUGA:Ceker Ayam: Nikmat dan Bergizi, Tapi Perlu Dibatasi Konsumsinya
BACA JUGA:KNPI Teken Kerja Sama Internasional dengan World Youth Peoples Assembly di Rusia
Selain Teguh Imanullah, delegasi Indonesia di forum ini juga diwakili oleh Safina Lutfiah Zahro, Rifki Kusuma Wardana, dan Athari Farhani.
Mereka bergabung dengan ribuan peserta dari lebih dari 100 negara dalam membahas tema sentral “Dunia Baru Kesadaran untuk Bersatu,” yang mencakup berbagai bidang seperti pendidikan, kebudayaan, kemanusiaan, dan olahraga.
Dalam forum ini, Safina menekankan pentingnya peran pemuda dalam diplomasi akar rumput dan kolaborasi global sebagai jembatan mengatasi kebuntuan diplomasi formal di era multipolar. Rifki menggarisbawahi peran strategis pemahaman antar budaya dan etnis sebagai fondasi yang memperkuat kerja sama antar pemuda lintas negara.
Sementara Athari menyoroti urgensi akses pendidikan dan penelitian yang adil serta regulasi yang mendukung inovasi demi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Ketiganya sepakat bahwa pemuda harus menjadi agen perubahan yang aktif, membangun jaringan serta proyek nyata untuk menghadapi tantangan global.
BACA JUGA:Ricky Kambuaya Jadi Calon Kuat, Masuk Starting XI Timnas Lawan Arab Saudi dan Irak