10 Oktober Jadi Momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025, WHO Soroti Krisis Psikologis Global

Setiap tanggal 10 Oktober, masyarakat dunia memperingati World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Sedunia.--
Kampanye tersebut berhasil memantik gerakan internasional dan diikuti oleh 27 negara.
Memasuki tahun-tahun berikutnya, semakin banyak negara dan organisasi ikut berpartisipasi.
BACA JUGA:Mobil Korban Perampokan Dikembalikan, Polisi Pastikan Status Barang Bukti
BACA JUGA:Korban Minta Hakim Bebaskan Terdakwa, Sudah 6 Kali Ditangkap Kasus yang Sama
Materi kampanye diterjemahkan ke berbagai bahasa oleh Pan American Health Organization (PAHO) agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
Seiring waktu, isu kesehatan mental pun berkembang menjadi bagian dari diskursus hak asasi manusia, mencakup berbagai aspek seperti kesetaraan gender, kekerasan, trauma, dan bunuh diri.
Untuk tahun 2025, World Health Organization (WHO) mengusung tema “Mental Health in Humanitarian Emergencies” yang menyoroti pentingnya dukungan psikologis bagi masyarakat terdampak bencana, konflik, dan pandemi.
WHO menegaskan bahwa satu dari lima orang di wilayah krisis berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental.
BACA JUGA:Wali Kota Maulana Hadiri Pengajian Rutin: Perkuat Spirit Keagamaan dan Sosial di Jambi
BACA JUGA:Jadi Tonggak Transparasi Pemerintahan Walikota Jambi Apresiasi Inovasi Sirekap
Laporan Mental Health Atlas 2024 menunjukkan bahwa belanja pemerintah untuk sektor kesehatan mental di banyak negara masih sangat rendah, hanya sekitar dua persen dari total anggaran kesehatan nasional.
Bahkan, di beberapa negara, tenaga profesional di bidang ini hanya berjumlah 13 orang per 100 ribu penduduk.
Sebagai upaya reformasi, WHO meluncurkan panduan kebijakan baru pada Maret 2025 yang menekankan pentingnya pendekatan berbasis hak asasi manusia dan layanan berbasis komunitas.
Langkah ini diharapkan mampu menghapus diskriminasi serta memperluas akses layanan psikologis bagi semua kalangan.