Proyek BWSS Jambi di Lubuk Suli Kerinci Jadi Sorotan, Warga Protes Soal Transparansi dan Kualitas Material

Papan pengumuma proyek pembangunan peningkatan dan rehabilitasi jaringan tersier di Lubuk Suli, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, kini menjadi sorotan warga-saprial/jambi independent -

KERINCI – Proyek pembangunan peningkatan dan rehabilitasi jaringan tersier di Lubuk Suli, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, kini menjadi sorotan warga.

Pasalnya, papan informasi yang dipasang oleh kontraktor proyek tidak mencantumkan rincian anggaran, sehingga masyarakat merasa kurang mendapatkan informasi yang transparan.

Proyek yang diduga menghabiskan dana ratusan juta rupiah ini merupakan bagian dari program BWSS VI Jambi, dengan kegiatan oplah tersier tahap dua yang meliputi pekerjaan pasangan batu.

Namun, proyek ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan aktivis Kerinci, yang mempertanyakan kualitas dan transparansi pelaksanaannya.

BACA JUGA:Ammar Zoni Ngamuk! Minta Dihadirkan Langsung di Sidang PN Jakpus: “Saya Akan Bongkar Semua Fakta!”

BACA JUGA:Data Terbaru! 484 Kasus Kecelakaan Terjadi di Jambi, 48 Orang Tewas di Jalan Raya

Pantauan media di lapangan menunjukkan dugaan penggunaan material yang tidak sesuai standar teknis.

Warga melaporkan bahwa batu yang dipakai adalah batu napal ringan berpasir, sementara timbunan dibuat dari campuran pasir dan tanah yang dianggap berkualitas rendah.

Selain itu, pekerjaan lantai tidak menggunakan cor beton sebagaimana standar teknis yang seharusnya.

Mawan, seorang aktivis Kerinci, mengkritik keras proyek tersebut yang terkesan asal-asalan. Ia menegaskan bahwa program oplah bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang sebelumnya kurang optimal demi mendukung ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, kualitas pekerjaan harus menjadi prioritas.

BACA JUGA:Pria Bogor Nekat Ceburkan Diri dari Kapal Feri di Bali, Polisi Ungkap Motifnya

BACA JUGA:Batanghari Stabil, Satgas Jambi Temukan Ada Selisih Harga Eceran Tertinggi Beras di Pasar Sarolangun

“Pekerjaan harus dilakukan dengan baik dan material harus memenuhi standar teknis, bukan asal jadi,” tegas Mawan.

Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya juga menyayangkan kurangnya informasi yang jelas mengenai proyek tersebut.

“Sebagai petani, kami berterima kasih atas program ini, tapi kami kecewa karena proyek ini tidak transparan. Seharusnya papan informasi mencantumkan nama pelaksana dan anggaran yang digunakan,” ungkapnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan